Find Us On Social Media :

Rupanya Ada Panglima Tertinggi KKB Selain Egianus Kogeya dalam Pembantaian Pekerja Trans Papua di Nduga

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo Saat Ditemui di ruang Kerja Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).

Gridhot.ID - Aparat gabungan TNI dan Polri telah memetakan profil pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan pembantaian pekerja PT Istaka Karya.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Dedi mengungkapkan hingga saat ini pelaku KKB di Papua belum ada yang tertangkap.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/12) meski demikian TNI-Polri sudah mengantongi identitas para pentolan KKB termasuk panglima tingginya.

Baca Juga : Pertempuran Sengit Pasukan Khusus Gabungan Indonesia Ketika Buru Presiden Fretilin Saat Konflik Timor Timur

"Selain yang sudah di-publish di media, salah satu pelaku yang mengomandoi langsung di lapangan adalah EK. Di atasnya kita sudah berhasil mengidentifikasi panglima tertingginya juga," tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/12).

EK ialah inisial dari Egianus Kogeya.

Untuk panglima tertingginya Dedi memberi inisial yakni PU.

PU inilah yang memberi restu pembantaian di Nduga berberapa waktu lalu.

Baca Juga : Jalani Operasi Plastik Bodong, Setelah Lihat Hasilnya Wanita Ini Berkata Ingin Mati Saja

"Panglima tersebut atas nama inisial PU dan di bawah kaki-kakinya pun juga memiliki daerah operasi yang ada di Nduga tersebut," kata Dedi.

Dedi melanjutkan saat menyerang, ada lebih dari 50 anggota KKB.

Mereka menggunakan 25 pucuk senapan.

Dari 25 pucuk senjata api, 17 diantaranya merupakan senapan laras panjang dan 8 lainnya laras pendek.

Baca Juga : Operasi Clandestine Kopassus, Pernah Susupkan Anggotanya ke Tubuh Organisasi GAM Tanpa Ketahuan

Sedangkan KKB mendapat senjata-senjata itu dari jalur penyelundupan secara gelap.

"Yang dilakukan kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah Papua Nugini maupun di wilayah Philipina," tutur Dedi.

Seperti diketahui, kelompok bersenjata di Papua, pada hari Minggu (2/12/2018), pimpinan Egianus Kogeya membunuh 20 orang di Kabupaten Nduga.

Para korban terdiri dari 19 pekerja proyek Trans Papua, tepatnya jembatan Kali Yigi-Kali Aurak dan 1 orang personel TNI.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, pembunuhan berawal dari para pekerja yang memotret perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka.

Aktivitas itu kemudian diketahui oleh kelompok bersenjata dan para pekerja tersebut pun dibunuh secara sadis di lereng bukit Puncak Kabo oleh kelompok kriminal bersenjata Egianus Kogeya.

 

(*)