Find Us On Social Media :

Disebut Berpangkat Brigjend, Pimpinan KKB, Egianus Kogeya Berbicara Secara Terbata-bata dan Dipandu Seseorang

Meski berpangkat Brigjend, Egianus Kogeya berbicara secara terbata-bata

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Usai melakukan pembantaian terhadap 19 pekerja PT Istaka Karya yang membangun proyek jembatan di Nduga, Papua, pada 2 Desember 2018 lalu, kini KKB mengeluarkan sebuah pernyataan mengejutkan.

Lewat akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), KKB pimpinan Egianus Kogeya kembali memposting sebuah video pernyataan baru.

Kali ini KKB Pimpinan KODAP III Ndugama Egianus Kogeya memberikan pernyataan mengenai keinginannya.

Baca Juga : Kata Wiranto Soal KKB di Nduga, Papua: Kita Kejar, Kita Habisi Mereka!

Namun meski sebagai Pimpinan KODAP, nyatanya, Egianus Kogeya tampak terbata-bata mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan.

Tak hanya itu, Egianus Kogeya juga terdengar dipandu oleh seseorang dalam mengeluarkan pernyataan.

Padahal, dalam pernyataan tersebut, TPNPB mengakui Egianus Kogeya sebagai Brigjend atau Brigadir Jendral Egianus Kogeya, Panglima KODAP III Ndugama.

Hal ini tertulis jelas dalam video yang diunggah.

Baca Juga : Rupanya Ada Panglima Tertinggi KKB Selain Egianus Kogeya dalam Pembantaian Pekerja Trans Papua di Nduga

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun fb TPNPB, Jumat (14/12/2018).

Dalam sebuah video yang diposting terlihat seorang pria memakai jaket dan bandana bendera Jack Union Inggris yang diidentifikasi sebagai pimpinan KKB Egianus Kogeya.

Egianus Kogeya tampak berdiri didepan sebuah Honai, rumah adat Papua yang terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang.

Baca Juga : Polisi Pastikan Senjata KKB Berasal dari Papua Nugini dan Filipina

Dalam video tersebut, Egianus Kogeya terlihat menarik tangannya ke belakang dan berbicara menghadap ke kamera.

Dalam video berdurasi 1 menit 24 detik itu, Egianus Kogeya menyampaikan keinginannya sebagai pemimpin TPNPB.

"Data lengkap akan menyusul.

(Hening)

Poin yang kedua... Adalah boikot pilpres 2019.

Baca Juga : Dari Papua Nugini Hingga Filipina, Tim Gabungan TNI-Polri Berhasil Identifikasi Asal Senjata yang Digunakan KKB

Jadi, dengan tegas bahwa, saya sampaikan bahwa, Gubernur Papua, dan Gubernur Papua Barat, dan Bupati-bupati dan DPRD dan DPD, tidak boleh kasih suara, untuk pemilihan Presiden 2019.

Karena, rakyat saya diharuskan oleh Presiden sendiri," ujar Pimpinan Kodap III Ndugama Egianus Kogeya.

"Sambung e, sambung e, sambung bukan minta," ujar seseorang dibalik kamera seraya berbisik-bisik memandu Egianus Kogeya.

Baca Juga : 3 Anggota KKB Tewas Ditembak TNI-Polri dalam Operasi Pengejaran Kelompok Separatis Papua

Pimpinan KKB yang berbicara terbata-bata itu, lalu melanjutkan pernyataannya.

"Dan saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta penembakan Kabupaten, bukan minta untuk bikin jalan, bukan minta segala macamnya.

Saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI.

Saya bukan minta uang, bukan minta bangunan segala macamnya, tapi saya minta dilepas oleh NKRI, dipisah dari NKRI, Papua, mau dan harus merdeka," lanjut Egianus Kogeya dalam pernyatannya.

Baca Juga : Digiring dengan Kondisi Tangan Terikat Hingga Disekap Tanpa Busana Pada Suhu Dingin, Berikut 4 Rentetan Kekejaman KKB terhadap Pekerja di Nduga

Selain Egianus Kogeya, rupanya ada pimpinan lain di KKB yang mengizinkan pembantaian terhadap sejumlah pekerja BUMN PT Istaka Karya.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/12) meski demikian TNI-Polri sudah mengantongi identitas para pentolan KKB termasuk panglima tingginya.

Baca Juga : KKB Papua: Tuan Presiden Republik Indonesia, Perang Tidak Akan Berhenti

"Selain yang sudah di-publish di media, salah satu pelaku yang mengomandoi langsung di lapangan adalah EK. Di atasnya kita sudah berhasil mengidentifikasi panglima tertingginya juga," tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/12).

EK ialah inisial dari Egianus Kogeya.

Untuk panglima tertingginya Dedi memberi inisial yakni PU.

PU inilah yang memberi restu pembantaian di Nduga berberapa waktu lalu.

(*)