Find Us On Social Media :

Seismometer Rusak Jadi Penyebab Tsunami Anyer Tak Terdeteksi

Tsunami menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandenglang, Lampung Selatan

Baca Juga : Panik Hingga Turun ke Jalan Akibat Kabar Tsunami, Warga Anyer: Cari Berita yang Bener

Berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa tsunami tersebut tidak disebabkan oleh aktivitas gempabumi tektonik namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismik dengan durasi ± 24 detik dengan frekuensi 8-16 Hz pada pukul 21.03 WIB.

Adapun berdasarkan hasil pengamatan tidegauge Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan, Cinangka, Serang, tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian gelombang 0,9 meter.

"Kemudian tidegauge Banten di pelabuhan Ciwandan, tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter," kata Dwikorita. Selanjutnya, lewat tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.

Baca Juga : 5 Fakta Penemuan Puluhan Kerangka Diduga Korban Tsunami Aceh 14 Tahun Lalu, Jenazah Terbalut Plastik

Yang terakhir tidegauge Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga diimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda, hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi," tutupnya.

Kepada Kompas TV, Dwikorita mengatakan bahwa BMKG telah memberikan peringatan sejak 21 Desember 2018 terkait gelombang tinggi.

Dwikorita mengklaim pihaknya melakukan ini karena saat ini sedang musim liburan.