Warga buta akan bencana alam yang akan terjadi di hadapan mereka menyambut letusan tersebut dengan perayaan.
Namun, perayaan berubah menjadi tragedi di 26-27 Agustus 1883 ketika Krakatau memuntahkan isi bumi dengan kekuatan terbaiknya.
Ledakan awal di 26 Agustus sore meluluhkan dua pertiga bagian utara dari pulau. Menghasilkan serangkaian aliran piroklastika dan tsunami.
Empat ledakan susulan terjadi lagi pada 27 Agustus pukul 05.30 pagi, mencapai puncaknya pada pukul 10.02.