Gridhot.ID - Seorang nelayan dari Pantai Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, mengaku menyaksikan gelombang tsunami setinggi 15 meter.
Gelombang tsunami setinggi 15 meter itu menerjang tiga desa yakni, Sukaraja, Kunjir dan Way Muli.
Dikutip dari Antara News, Kamis (27/12) nelayan bernama Jumani (38) kemudian menceritakan detik-detik ia melihat gelombang tsunami setinggi 15 meter.
"Tiang listrik yang ada di pinggir jalan tertutup dengan gelombang laut. Diperkirakan ketinggian mencapai 15 meter," katanya.
Baca Juga : Kisah Warga Pulau Sebesi yang Terkurung Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau : Kondisinya Sangat Mencekam
Asli sapaa akrab Jumani melanjutkan, 30 menit sebelum kejadian, ia bersama tiga rekannya sedang memancing menggunakan perahu di tengah laut perairan Kunjir.
Sekonyong-konyong ia melihat dengan jelas semburan dari puncak Gunung Anak Krakatau.
Semburan Anak Krakatau disertai api sebanyak tiga kali.
Usai itu, Anak Krakatau berhenti erupsi dan tidak mengeluarkan aktivitas seperti biasanya.
Baca Juga : Dalam Reruntuhan, Bocah Ditemukan Setelah Selamat dari Tsunami : Ayah, Efan Kangen Mamak
Namun lima menit kemudian gelombang air datang.
"Sekitar lima menit berhenti, kemudian datang gelombang air dari arah barat dengan ketinggian 15 meter. Saya kemudian langsung teriak memberi isyarat kepada warga bahwa ada tsunami. Saya tahu teriakan saya pasti tidak terdengar, tapi saya berupaya ada yang mendengar," kata Jumani.
Selanjutnya tsunami menyapu kawasan bibir pantai sebanyak tiga kali dengan ketinggian gelombang amat dahsyat.
Sesudah gelombang pertama menerjang, air laut surut sedalam 7 meter.
Baca Juga : Gunung Anak Krakatau Siaga Level III, PVMBG : Volume Magma Meningkat dan Lubang Kawah Membesar
Lantas gelombang kedua tsunami kembali menyapu bibir pantai dengan ketinggian lebih tinggi dari yang pertama.
"Saat saya berada di tengah air surut sampai 7 meter, kemudian keluar air dari karang. Tapi untuk kedua dan ketiga kalinya ini gelombang laut menyapu dari arah tengah tempat surutnya air itu. Saya dari tengah laut dekat Gunung Rajabasa tidak kelihatan saking tingginya (gelombang air)," lanjut Jumani.
Jumani memperkirakan kejadian tsunami hanya berlangsung 30 menit.
Saat tsunami menerjang daratan, Jumani bersama rekan-rekannya sedang berada di tengah laut pukul 21.00 WIB hingga berakhirnya bencana alam itu pukul 21.30 WIB.
"Saat kejadian saya menangis memikirkan ibu saya di rumah yang sedang sakit, tapi alhamdulillah sekali sebanyak 20 keluarga semuanya selamat. Hanya rumah saja yang hancur," tutup Jumani.
(*)