Gridhot.ID - Drone pembunuh pemberontak Houthi menebar teror.
Pada 10 Januari 2019, Yaman mengadakan Parade Militer di al-Anad Air Base, Provinsi Lahij.
Namun di saat seorang perwira militer Yaman sedang berpidato sebuah drone pembunuh meledak di atas panggung dan melukai 20 orang anggota militer Yaman.
Abdul Guddoos al-Shahari, juru bicara Houthi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kepala staf angkatan darat Yaman, Abdullah Al-Nakhee, terluka dalam serangan itu.
Baca Juga : Terungkap, CIA Pernah Berencana Menghabisi Soekarno Karena Bentuk Gerakan Non-Blok
"Intelijen kami mencegat komunikasi antara komandan musuh di mana mereka menyebutkan bahwa kepala staf terluka," kata al-Shahari.
Dia menambahkan bahwa drone pembunuh membawa antara 70 dan 100 kilogram bahan peledak, dan diledakkan ketika terbang di atas panggung utama parade militer setelah "pengawasan akurat terhadap gerakan komandan musuh".
Parade militer itu dihadiri oleh para perwira militer Yaman.
Kepala Dinas Intelijen Yaman Mohammad Jawas, seorang komandan militer senior Ahmed al-Turki dan gubernur provinsi Lahij terluka dalam serangan itu.
Diantara 20 personil militer Yaman 5 diantaranya tewas.
Sementara itu Abdul Malik Al-Houthi, pemimpin gerakan Houthi, telah mengumumkan strategi menggunakan pesawat tak berawak dan rudal balistik pada tahun 2017 untuk menghadapi koalisi Arab Saudi-UEA.
Sejak 2017, pemberontak telah melancarkan beberapa serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak ke negara tetangga Arab Saudi dan pasukan di negara itu yang loyal kepada pemerintah Yaman.
Namun seorang pejabat senior Yaman membantah jika serangan drone Houthi tak ada artinya bagi militer Yaman.
Baca Juga : Curhatan Pilu Istri Dosen yang Pergoki Suami Ngamar Bareng Mahasiswinya : Dia (Pelakor) Maki-maki Saya
"Kita semua aman, situasi kita baik dan kesehatan kita baik," kata Jenderal Thabit Jawas dalam sebuah video yang beredar luas.
Serangan itu terjadi hanya sehari setelah Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa perjanjian damai di Swedia bulan lalu telah membawa penurunan eskalasi pada konflik antar Houthi vs koalisi Arab Saudi.
(Seto Aji/Gridhot.ID)