Find Us On Social Media :

Tak Terdeteksi, Sepenggal Cerita Ketika Kapal Selam Indonesia Susupi Armada Perang Inggris di Selat Lombok

KRI Nagapasa, salah satu unsur Korps Hiu Kencana TNI AL

Empat Kapal Selam milik Indonesia yakni, RI Pasopati, RI Tjandrasa, RI Alugoro dan RI Tjundamani kemudian dikerahkan untuk mencegat armada kapal Induk tersebut.

Saat itu belum ada maklumat perang secara resmi antara Inggris dan Indonesia, maka operasi itu lebih kepada psywar untuk para pelaut Inggris yang hendak izin melewati Selat Sunda atau Selat Lombok.

Namun tetaplah pihak ALRI harus waspada karena yang lewat ialah iringan-iringan armada kapal induk yang akan digunakan di kemudian hari untuk berkonfrontasi dengan Indonesia.

Maka berangkatlah keempat kapal selam itu menuju kedua selat yang salah satunya akan dilewati oleh armada kapal induk Inggris.

Baca Juga : Sepenggal Kisah Mendiang Istri Ustaz Maulana yang Jual Semua Perhiasan Miliknya Demi Bangun Masjid Berlantai 5

RI Pasopati dan RI Tjandrasa menjaga selat Sunda sedangkan RI Alugoro dan RI Tjundamani menjaga selat Lombok.

Rupanya armada kapal induk Inggris melewati selat lombok.

Ketika iring-iringan armada kapal Induk Ratu Elizabeth itu lewat maka muncullah secara tiba-tiba RI Alugoro dari dalam lautan.

Kemunculannya mengagetkan seluruh pelaut Inggris karena armada mereka tak bisa mendeteksi keberadaan RI Alugoro sebelumnya.

Jika mau bertindak nekat dan masa bodoh bisa saja kapal induk Inggris ditorpedo sampai tenggelam oleh satuan kapal selam ALRI saat itu.

RI Alugoro kemudian memberikan isyarat optis 'Bon Voyage' (Selamat berlayar) kepada kapal Induk Inggris HMS Victorious yang dijawab oleh mereka 'Thank you, same to you.'

Akibat aksi pencegatan itu armada kapal selam Indonesia menjadi momok menakutkan bagi negara-negara Asia Tenggara dan Australia karena bisa saja kapal selam Indonesia muncul secara tiba-tiba tanpa terdeteksi di perairan negara mereka.

Sedangkan untuk para pelaut Inggris, hal itu menjadi pukulan moril yang terbilang lumayan bagi mereka sebagai 'pemanasan' sebelum Inggris terlibat dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia.

 

(Seto Aji/Gridhot.ID)