Find Us On Social Media :

Ketika India dan Pakistan Gelagapan Mengakhiri Konflik Bersenjata Karena Kedatangan Angkatan Perang Indonesia

Ulang tahun TNI ke-72 di Tanjung Priok, Cilegon, Banten

Gridhot.ID - Pekan ini mata seluruh dunia sedang memelototi adegan perang sungguhan antara India vs Pakistan.

Dua negara ini memang ditakdirkan menjadi seteru abadi layaknya Korea Utara dan Korea Selatan.

Kabar terakhir, dua jet tempur MiG-21 Bison India tertembak jatuh dan 1 F-16 Pakistan juga diklaim berhasil ditembak oleh India.

Rupanya perseteruan antar kedua negara sudah lama terjadi.

Baca Juga : Dicap Kere Karena Berambut Gimbal, Pria Ini Potong Tas Seharga Rp 101 Juta di Depan Karyawan Butik

Mengutip Time, ketegangan antar kedua negara awalnya bermula pada tahun 1947.

Saat itu Pakistan menganeksasi sepertiga wilayah Kashmir dengan bantuan suku Pashtun.

Tahu akan hal ini India mengirim pasukan ke Gurdaspur untuk merebut kembali Kashmir.

Sempat mereda, perang dahsyat kembali terjadi pada tahun 1965 antar keduanya.

Baca Juga : Walau Sudah Meninggal Selama 13 Minggu, Jenazah Wanita Hamil Ini Bisa Lahirkan Bayi

Hal ini bermula saat pasukan Pakistan berusaha memasuki teritori Kashmir India untuk memicu pemberontakan oleh Kashmir.

Rencana ini gagal dan penyusup dapat ditemukan, sehingga India membalas hal ini.

Pertumpahan darah seakan membayangi kedua negara.

Namun dalam hal ini Pakistan terdesak karena kalah dalam kekuatan militer.

Rakyat Indonesia melalui Soekarno merasa prihatin akan perang India-Pakistan.

Bagaimana tidak, Pakistan dan India adalah sahabat dekat Indonesia, apalagi pemimpin kedua negara saat itu Jawaharlal Nehru dan Mohammad Ali Bogra beserta Soekarno dan Ali Sastroamidjojo ikut mempelopori terbentuknya Konferensi Asia-Afrika.

Pokoknya peperangan antar anggota KAA itu harus diakhiri.

Soekarno kemudian memerintahkan satuan kapal selam Korps Hiu Kencana TNI AL untuk segera berlayar menuju Pakistan.

Maka dipersiapkanlah Kapal Selam (KS) RI Nagarangsang dan RI Bramasta bersenjata lengkap.

Kedua kapal selam itu diperintahkan untuk segera berlayar menuju Karachi.

Baca Juga : Sebuah Video Perlihatkan Pendeta Hidupkan Orang Mati, Pengelola Pemakaman Berang

Jalur pelayaran mereka pun harus menghindari rute pelayaran kapal niaga.

Misi ini dinamai Gugus Tugas X.

Tujuan utama gugus tugas X ialah membantu negara Pakistan yang sedang diserbu oleh India.

Namun misi utamanya ialah meredam peperangan agar tak berlangsung lagi antar kedua negara.

Rupanya bukan hanya kapal selam saja yang dikirimkan oleh Indonesia namun juga Batalyon Marinir dan kapal perang permukaan lainnya.

Semua unsur milik TNI AL itu sesampainya di Pakistan segera melakukan latihan (show of force) bersama dengan AL Pakistan di lepas pantai yang berbatasan langsung dengan India.

Hal ini bertujuan agar India yang dibantu Inggris tahu bahwa ada Angkatan Laut Indonesia yang akan bertindak lebih jika perang kembali terjadi.

Akibat kehadiran unsur-unsur kapal selam Indonesia dan Marinir di Pakistan atas perintah Soekarno maka India-Pakistan gelagapan.

Hal inilah yang 'memaksa' keduanya menandatangani perjanjian damai di Tashkent, Uni Soviet pada Januari 1966.

Perlu diketahui pada tahun 1965 Angkatan Perang Indonesia merupakan yang terkuat di bumi bagian selatan.

Setelah adanya perjanjian damai tersebut maka gugus tugas X ditarik kembali ke Indonesia, misi selesai.

Berkat bantuan dari Indonesia maka presiden Pakistan saat itu, Ayub Khan memberikan penghormatan atas jasa Presiden Soekarno untuk menamai salah satu jalan dan sebuah area bazar bernama Soekarno Square Khyber Bazar di Pakistan.

Namun patut disayangkan pada tahun 1971, 1999 dan sekarang konflik antar India-Pakistan mulai mencuat lagi.(Seto Aji/Gridhot.ID)