Find Us On Social Media :

Detik-detik Kepanikan di Kokpit Ethiopian Airlines Sebelum Pesawat jatuh, Kejadiannya Mirip Lion Air JT610

Pesawat Ethiopian Airlines

Investigasi jatuhnya pesawat Lion Air mengindikasikan sistem anti-stall tidak berfungsi.

Bahkan sistem tersebut memaksa hidung pesawat turun sebanyak lebih dari 20 kali sebelum akhirnya jatuh ke laut.

Pihak berwenang Ethiopia telah menyebut adanya "kemiripan-kemiripan yang jelas" antara insiden Lion Air dan Ethiopian Airlines.

Meski begitu pihak maskapai dan pihak berwenang Ethiopia menolak berkomentar mengenai bocoran investigasi tersebut.

Dampak Kekhawatiran akan safety procedure Boeing 737 Max menyebabkan sejumlah negara memutuskan untuk mengrounded penerbangan pesawat jenis itu.

Walhasil pabrikan Boeing langsung merancang ulang perangkat lunak 737 Max sehingga MCAS akan non-aktif ketika menerima data yang bertentangan dari sensor-sensornya.

Baca Juga : Terobos Hutan dan Seberangi Sungai, Polisi Terkejut Temukan Ladang Seluas 4 Hektar yang Ditumbuhi 5000 Batang Pohon Ganja di Aceh

Sebagai bagian dari pemutakhiran teknologi, Boeing akan mencangkok sistem peringatan tambahan pada pesawat 737 Max, yang sebelumnya merupakan pilihan pada fitur keselamatan.

Baik pesawat Lion Air maupun Ethiopian Airlines yang jatuh memang dipasangi sistem peringatan yang dirancang agar memperingatkan pilot ketika sensor-sensor menghasilkan data yang bertentangan.

Pemutakhiran perangkat lunak ini dirancang guna memastikan MCAS tidak lagi membuat koreksi tatkala pilot berupaya mengambil alih kendali.

Boeing juga melakukan revisi pelatihan pilot guna memberikan "pemahaman yang lebih maju mengenai 737 Max" dalam hal sistem penerbangan dan prosedur awak kokpit.

Meski begitu Boeing menegaskan pemutakhiran ini bukanlah pengakuan bahwa sistem MCAS merupakan penyebab dua insiden tragis itu.

Pihak penyelidik belum menentukan penyebab kedua insiden tersebut, namun hasil awal dari pihak berwenang Ethiopia diperkirakan akan muncul dalam beberapa hari mendatang. (*)