"Kalau dilihat dari jumlah uang memang sangatlah kecil. Tetapi, kami tidak kecil hati dan kecewa.Bagi kami, masa depan anak-anak jadi hal utama. Itulah semangat kami," tutur Maria.
Baca Juga : Putranya Ditemukan Tewas Termutilasi Tanpa Kepala dalam Koper, Ibunda Budi Hartanto: Anak Saya Salahnya Apa?
Lanjut dia, upah yang kecil malah menjadi pemacu untuk memberikan yang terbaik bagi anak didiknya."Kami tidak sedih. Meski kami harus utang di orang untuk menutupi kebutuhan keluarga setiap bulan. Kami juga harus berani meminjam ladang milik warga setempat untuk tanam padi atau pun jagung. Kalau tidak, kami makan apa. Uang dari sekolah sangat tidak cukup untuk kebutuhan keluarga," ungkap Maria.
Guru lain bernama, Fransiskus Serang mengaku persoalan upah kecil tidak menjadi persoalan untuk berhenti mengajar.
Baca Juga : Tahun 2019 Akan Menjadi Masa Paling Panas dalam Sejarah Umat Manusia
Menurutnya, pendidikan itu sangatlah penting bagi masa depan anak-anak.
Pendidikan adalah kunci masa depan anak bangsa.
"Kalau berpikir soal upah, yah pasti sudah mundur dari guru. Kami mau makan apa dari upah Rp 85.000 per bulan. Tapi kami mencintai pendidikan. Kami mencintai profesi guru. Kami sayang anak-anak," tutur Frans.