Gridhot.ID - Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969 masyarakat Irian Barat menghendaki bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hasil ini diterima dan disahkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sidang Umum tanggal 19 November 1969.
Jadi dengan hal itu seluruh negara di dunia suka tak suka, mau tak mau, mengakui jika Irian Jaya merupakan bagian tak terpisahkan dari Indonesia.
Namun perlu diketahui, upaya untuk memenangkan hati rakyat Irian Barat saat Pepera tidaklah mudah.
Baca Juga : Kisah Kakek Tajuddin, Nikahi Mahasiswi Cantik Bermahar Rp 1,4 Miliar Namun Masih Saja Diselingkuhi
Tak sedikit individu-individu penduduk setempat memilih untuk melakukan pemberontakan demi kemerdekaan Papua atau memilih hidup di 'ketiak' Belanda, menolak apa yang namanya Pepera.
Para pemberontak ini lantas membentuk suatu organisasi pembebasan Papua yang sampai sekarang kita kenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Untuk mendapatkan aspirasi rakyat Papua agar mengagalkan Irian Jaya gabung ke Indonesia saat Pepera, OPM melakukan berbagai kegiatan bersenjata.
Contoh saja berbagai aksi penculikan, penyergapan, pengibaran bendera Bintang Kejora dan menyebar propaganda baik melalui selebaran, mobilisasi massa untuk berdemonstrasi dan rapat umum di daerah-daerah terpencil.
Bahkan OPM kerap melakukan aksi lintas batas menuju Papua Nugini.
Hal-hal ini mereka lakukan tentunya demi mencapai tujuan mereka mengagalkan Pepera.