Melansir dari ugm.ac.id, Agus Heruanto Hadna selaku pengamat Kebijakan Publik UGM, Dr.soc.pol. menilai fenomena ini terjadi akibat sistem pendidikan di Indonesia mengabaikan pendidikan perilaku dan karakter.
Menurutnya, pendidikan di Indonesia lebih banyak menekankan pada aspek kognitif. Sementara itu, aspek perilaku cenderung dilupakan.
“Pendidikan saat ini lebih banyak mengajarkan aspek kognitif saja, dicekoki dengan IPTEK,” katanya saat dihubungi di UGM.
Baca Juga : Pak Gurunya Salah Putar Film Porno di Dalam Kelas, Murid-murid Kompak Berteriak: Aduh Bapak!
Kondisi ini mengakibatkan lemahnya aspek perilaku dalam pendidikan.
Hal ini terjadi tidak hanya pada siswa, tetapi juga di pihak guru.
“Jadi ada ketidakseimbangan antara pendidikan kognitif dengan perilaku,” ucapnya. (*)