Find Us On Social Media :

Neraka Dunia Rezim Pol Pot, Bantai Jutaan Orang untuk Menghilangkan Generasi Cerdas Bangsanya

Realita Kehidupan di Bawah Rezim Brutal Pol Pot

Gridhot.ID - Kekuasaan yang absolut akan merusak secara absolut.

Peribahasa itu ditunjukkan bagi para diktator yang tak mau melepas tampuk kekuasaan.

Contoh saja Adolf Hitler, ia mempunyai kekuasaan absolut sehingga membawa negaranya menuju kehancuran total.

Lain lagi dengan rezim di Kamboja ini.

Baca Juga : Amerika Serikat Rilis Daftar 35 Negara Rawan Tindak Kejahatan dan Penculikan, Dua Diantaranya dari Asia Tenggara

Selama berkuasa antara 1975-1978, rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot mengakibatkan setidaknya dua juta rakyat Kamboja tewas.

Peraturan pertama yang jelas diterapkannya adanya ide-ide sosialis tanpa harta kepemilikan pribadi.

Pol Pot ingin mengambil kendali penuh atas kehidupan orang-orang.

Dalam praktiknya pun Pol Pot menjadi semakin sangat radikal.

Berikut 4 realita kehidupan di bawah rezim brutal Pol Pot:

1. Dokter, Pegawai Negeri Sipil, Dan Orang-Orang "Berbahaya" Lainnya ditahan Atau Dibunuh

Pol Pot sendiri adalah seorang guru dan berpendidikan tinggi sebelum ia menjadi pemimpin revolusioner dan diktator brutal.

Sehingga dia merasa bahwa tipe orang yang paling berbahaya adalah para intelektual yang bisa menjadi subversif menentang kekuasaannya.

Baca Juga : Brutal, Siswi Sekolah Menemui Ajal Usai Tubuhnya Hangus Dibakar Hidup-hidup Oleh Teman Sekelasnya

Para dokter, pegawai negeri, guru, polisi, dan orang-orang penting lainnya ditembak mati karena bahaya yang mereka tunjukkan terhadap rezim Pol Pot.

2. Banyak Larangan

Warga negaranya tidak bisa memiliki properti, tidak bisa memakai barang-barang mencolok seperti perhiasan, tidak boleh memiliki ideologi atau kepercayaan dan juga dilarang berjudi.

Banyak praktik hiburan rakyat tradisional juga dilarang karena Pol Pot ingin memisahkan orang dari budaya lama mereka.

Orang-orang menghabiskan sebagian besar waktu mereka bekerja untuk pemerintah, dan hampir tidak mendapatkan cukup makanan untuk hidup.

Baca Juga : Geram dengan Amerika, Indonesia Berencana Buat Senjata Pemusnah Massal, Soekarno : Indonesia dapat Buat Bom Atom

3. Sekolah Ditutup, Orang-Orang Terpaksa Keluar Dari Rumah Mereka Untuk Bekerja di Daerah Pedesaan

Setiap orang dipaksa keluar dari kota dan dikirim untuk bekerja di daerah pedesaan di pertanian atau koperasi pertanian lainnya.

Alasannya adalah untuk mengubah negara menjadi masyarakat agraris secepat mungkin.

Dengan semua guru terbunuh dan sekolah-sekolah berubah menjadi pusat-pusat penahanan, satu-satunya hal yang ingin diajarkan oleh Khmer Merah adalah pertanian dan kepatuhan.

4. Pol Pot Menciptakan Hierarki Sosial Baru Dalam Semalaman Dan Memaksakannya Secara Ketat

Untuk menciptakan masyarakat yang sepenuhnya baru - dan sepenuhnya agraris - dalam semalam, Pol Pot memutuskan bahwa ia perlu mengubah tatanan sosial sepenuhnya.

Dia membuat empat kategori orang baru, untuk mengelompokkan populasi budak pekerja barunya.

Baca Juga : Kecanduan Buku Novel, Pria Ini Memilih Minggat dan Tinggal di Gunung Selama 3 Tahun Agar Tenang Membaca Buku

Mereka yang selaras dengan nilai-nilai Barat, atau kebetulan tinggal di kota, adalah orang-orang baru, dan memiliki hak jauh lebih sedikit daripada kebanyakan orang.

Mereka yang berperilaku patuh pantas menjadi kandidat untuk kewarganegaraan penuh.

Jika Anda benar-benar seorang antek pemerintahan yang baik, pada akhirnya Anda mungkin akan mendapatkan hak warga negara dengan penuh.

Namun, sebagian besar orang tetap pada status awal saat diklasifikasikan.

Hal ini karena seluruh hierarki baru dimaksudkan untuk memuliakan golongan tertentu di atas yang lain.

Lebih jauh, hierarki ini adalah sistem yang dirancang untuk melakukan diskriminasi yang biasanya tidak adil. (Muflika Nur Fuaddah)

Artikel ini pernah tayang di intisari dengan judul "Tewaskan Jutaan Orang, Ini 4 Realita Kehidupan di Bawah Rezim Brutal Pol Pot"