Find Us On Social Media :

Kalahkan Donald Trump dan Vladimir Putin, Jokowi Raih Predikat Pemimpin Paling Populer di Dunia

Presiden Joko Widodo

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Presiden Indonesia, Joko Widodo berhasil singkirkan Donald Trump dan Vladimir Putin sebagai pemimpin paling populer di dunia.

Peredikat yang Presiden Joko Widodo tersebut diberikan oleh media online internasional, Gzeromedia.com pada 16 April 2019.

Dilansir GridHot.ID dari Gzeromedia.com, Joko Widodo menempati posisi pertama pemimpin paling populer di dunia dengan perolehan skor sebesar 71 persen.

Baca Juga : Gara-gara Jokowi-Maruf Amin Kalah Telak di Sumatera Barat, Seruan Boikot Nasi Padang Muncul di Media Sosial

Sementara pada urutan kedua ada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang kemudian disusul oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.

Vladimir putin mengantongi skor sebesar 64 persen, sedangkan Narendra Modi memperoleh skor penilaian sebesar 63 persen.

Selain ketiga tokoh dunia tersebut, ada sejumlah tokoh lain yang juga masuk delapan besar pemimpin paling populer di dunia.

Baca Juga : Hidayat Nur Wahid: PKS Tak Persoalkan Sandiaga Uno Kembali Menjabat Wagub DKI Jakarta

Mereka adalah Kanselir Jerman Angela Markel menempati dengan perolehan skor 53 persen, Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memiliki skor 42 persen, serta Presiden Argentina Mauricio Macri yang mengantongi skor 30 persen.

Selain itu ada pula Presiden Perancis Emmanuel Macron yang yang memiliki skor 27 persen, dan Perdana Menteri Inggris Theresa May dengan perolehan 22 persen.

Tidak hanya meraih predikat sebagai pemimpin paling populer di dunia, Joko Widodo rupanya juga pernah masuk 100 tokoh paling berpengaruh versi majalah Time pada tahun 2015.

Dilansir dari Kompas.com, situs resmi Time, pada 16 April 2015, menyatakan Presiden Joko Widodo masuk kategori "Leaders" bersama 31 sosok berpengaruh lainnya.

Baca Juga : Bernama Insan Setiawan, Salah Satu Pelaku Bom Bunuh Diri di Sri Lanka Berhasil Diidentifikasi

Tokoh-tokoh itu antara lain, Presiden AS Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri AS yang kini maju sebagai bakal calon presiden negara itu dari Partai Demokrat Hillary Clinton, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Time menampilkan pendapat mantan Presiden Bank Dunia dan mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Paul Wolfowitz, terkait kiprah Joko Widodo.

Wolfowitz menjuluki Joko Widodo sebagai "Indonesia's anti-extremist".

Baca Juga : Komentari Kasus yang Menjerat Erin Taulany, Hanum Rais: Kebohongan Telah Menjadi Bagian Penting dalam Hidupnya

Wolfowitz membeberkan perjalanan karier Joko Widodo.

Dari pemuda sederhana yang kemudian menjadi pengusaha dan politisi, yaitu sebagai Wali Kota Solo yang sukses, gubernur salah satu kota terbesar di dunia, sampai menjadi presiden.

Wolfowitz menulis bahwa Joko Widodo merupakan "orang biasa" pertama yang mampu mencapai prestasi tersebut.

Sejak terpilih, Joko Widodo telah memancarkan aura youthful dan pendekatan yang dekat dengan rakyat.

Baca Juga : Jawab Tantangan TKN Jokowi-Ma'ruf untuk Buka Instrumen Penghitungan Suara, BPN Prabowo-Sandi: Kami Sedang Mengumpulkan C1

Secara khusus, Wolfowitz terkesan dengan keberanian Joko Widodo melawan kaum ekstremis berbasis agama yang menolak penunjukan seorang perempuan Kristen sebagai lurah di kawasan Jakarta Selatan.

Wolfowitz tampaknya merujuk pada penunjukan Susan Jasmine Zulkifli sebagai lurah di Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tahun 2013.

Di bagian akhir tulisannya, Wolfowitz menambahkan, komitmen Joko Widodo mempertahankan keberagaman budaya dan agama sangat penting.

Baca Juga : Mayat Pria Tanpa Kepala di Temukan dalam Ember di Tangerang, Polisi Lakukan Penyelidikan

Hal itu tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga bagi dunia yang memerlukan Indonesia sebagai contoh negara Muslim berdemokrasi yang sukses.

Namun, Jokowi harus memaksimalkan popularitasnya dan melakukan perubahan di Indonesia serta melawan pihak dan kepentingan yang menolak adanya perubahan.

Majalah Time juga pernah menampilkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam daftar bergengsi itu pada tahun 2009. (*)