Find Us On Social Media :

Jumlah Anggota KPPS Meninggal Dunia Bertambah Jadi 272 Orang, Bawaslu: Merupakan Beban yang Tidak Terpikirkan Jauh Sebelumnya

Jumlah anggota KPPS meninggal dunia bertambah menjadi 272 orang. Selain itu, sebanyak 1.878 anggota KPPS dilaporkan sakit.

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Pelaksanaan pemilu serentak yang dilakukan pada 17 April 2019 diwarnai dengan peristiwa yang memilukan.

Sejumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dinyatakan meninggal dunia menjelang dan saat pemungutan suara, hingga saat perhitungan suara berlangsung.

Sebagian besar dari korban yang meninggal dunia mengalami kelelahan parah setelah bekerja sekitar 24 jam nonstop untuk menyiapkan, melaksanakan, dan menghitung suara yang telah masuk.

Baca Juga : Jasad Bayi Ditemukan di Kolong Tempat Tidur, Wanita Diduga Ibunya Akan Jalani Tes Kejiwaan

Dikutip GridHot.ID dari laman Kompas.com, jumlah anggota KPPS meninggal dunia bertambah menjadi 272 orang. Selain itu, sebanyak 1.878 anggota KPPS dilaporkan sakit.

Angka ini mengacu pada data Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Sabtu (27/4/2019) malam.

"Jumlah Anggota KPPS wafat 272, sakit 1.878. Total 2.150 tertimpa musibah," kata Komisioner KPU Evi Novinda Ginting Manik saat dikonfirmasi.

Baca Juga : Istrinya Sudah Meninggal Sehingga Harus Momong Anak Saat Jaga Kotak Suara, Polisi Aceh: Di Antara Dua Amanah

Evi mengatakan, lonjakan angka meningkat cukup tinggi kemungkinan karena baru dilaporkan ke KPU RI.

"Mungkin karena sebelumnya belum dilaporkan. Kan semua sedang sibuk menjalankan tahapan. Proses situng juga kan menjadi perhatian semua penyelenggara di semua tingkatan," ujar Evi.

Dibandingkan data KPU Jumat (26/4/2019) malam, jumlah anggota KPPS meninggal bertambah sebanyak 42 orang, dan anggota yang sakit bertambah 117 orang.

Sementara itu, anggota Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifudin menyatakan banyaknya anggotaKPPS yang meninggal dunia pada pemilu serentak 2019, merupakan beban yang tidak terpikirkan jauh sebelumnya.

Baca Juga : Fantastis, Kekayaan Pemimpin Tertinggi Iran Diperkirakan Setara dengan Separuh Utang Luar Negeri Indonesia

"Kejadian meninggalnya ratusan anggota KPPS merupakan beban yang tidak terfikir jauh sebelum pelaksanaan di lapangan. Kompleksitas persoalan di lapangan, serta beban tugas dan beban psikologis yang berat, menjadi penyebab anggota KPPS mengalami kelelahan fisik dan psikis," kata Afifudin sebagiamana diwartakan oleh Antara News.

Afifudin mengusulkan, dari kejadian yang tidak diharapkan ini, agar pelaksanaan pemilu serentak 2019 dievaluasi dan bersama-sama membuat pemilu yang efisien dan menggembirakan.

"Ke depan, jangan sampai membuat banyak korban lagi seperti pemilu sekarang," katanya.

Baca Juga : Punya Nama 'Menang Prabowo', KTP Pria Ini Viral di Media Sosial

Afifudin pun menyatakan keprihatinannya serta rasa duka cita terhadap para anggota KPPS yang meninggal dunia.

"Mari kita sama-sama mendoakan agar anggota KPPS yang meninggal dunia mendapat tempat yang terbaik," ungkap Afifudin.

Menurut Afifudin, tingginya minat masyarakat di usia lanjut yang mendaftar menjadi anggota KPPS adalah karena jiwa patriot dan semangat nasionalisme dalam mewujudkan demokrasi yang sehat.

"Kalau dihubungkan dengan honornya, saya kira mereka tidak berfikir seperti itu, tapi mereka ingin bekontribusi untuk menegakkan demokrasi," pungkasnya. (*)