Ibunya Meninggal Karena Jadi Petugas KPPS Pemilu 2019, Bocah SMP Ini Sekarang Jadi Yatim Piatu

Senin, 29 April 2019 | 18:58
surya.coid

Seorang anak SMP menjadi yatim piatu setelah ayahnya meninggal dan disusul ibunya yang meninggal saat usai bertugas menjadi petugas KPPS.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo

Gridhot.ID - Pelaksanaan Pemilu yang dilakukan pada 17 April lalu 2019 diwarnai dengan peristiwa yang memilukan.

Pemilu yang dinilai sudah berjalan dengan baik ini telah menyisakan banyak kisah.

Tak hanya kisah seputar politik tanah air, melainkan juga cerita sosial yang langsung besentuhan dengan pemilu.

Baca Juga : Bongkar Kebohongan Pengemis Tak Berkaki di Pinggir Jalan, Anggota TNI: Kamu Itu Tidak Mensyukuri Nikmat

Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dinyatakan meninggal dunia menjelang dan saat pemungutan suara, hingga saat perhitungan suara berlangsung.

Sebagian besar dari korban yang meninggal dunia mengalami kelelahan parah setelah bekerja sekitar 24 jam nonstop untuk menyiapkan, melaksanakan, dan menghitung suara yang telah masuk.

Sebuah kisah pilu kembali datang dari keluarga petugas KPPS di Kabupaten Madiun.

Baca Juga : Penghargaan untuk Brigadir Teuku Putra Usai Bertugas Jaga Kotak Suara Sambil Gendong Buah Hatinya

Dilansir Gridhot.ID dari Surya.co.id, seorang anak yang menjadi yatim piatu setelah ibunya meninggal usai menjalankan tugas sebagai petugas KPPS.

Alvi Nurrahma (13) anak dari Alm. Supin Indarwati (37), adalah seorang pelajar SMP N 7 Kota Madiun kelas VII.

Ia tak menyangka ibu kandungnya meninggal secepat itu dan menjadikannya sebagai anak yatim piatu.

Pasalnya, sekitar 40 hari yang lalu sang ayah kandungnya lebh dahulu meninggal.

Baca Juga : Viral Potret Tukang Bensin Eceran Bermodal Nekat Jajakan Dagangannya di Depan Pintu Masuk SPBU

"Ya kaget, tidak menyangka," kata Alvi.

kolase Surya.co.id / Tribun Jatim
kolase Surya.co.id / Tribun Jatim

Kisah Pilu Gadis 13 Tahun yang Baru Kehilangan Ayahnya Kini Jadi Yatim Piatu Setelah Ibunya Meninggal Karena Kelelahan Jadi Petugas KPPS Madiun

Anak tunggal ini menuturkan, setelah ayahnya meninggal, ia hanya tinggal berdua dengan ibunya.

Setiap hari, ia tidur seranjang dengan ibunya di rumahnya.

Baca Juga : Sandiaga Uno Usulkan Petugas KPPS Diberi Waktu Istirahat Cukup : Kita Break Dulu, Supaya Tak Korbankan Lebih Banyak Petugas

Namun kini, ia kehilangan dua sosok yang dicintainya.

Ia menceritakan, mungkin ibunya meninggal karena sakit dan kelelahan saat bekerja menjadi anggota KPPS di TPS 06 Desa Pilangrejo.

Namun, selain itu ia juga menceritakan bahwa ibunya juga memiliki riwayat diabetes.

"Dulu juga pernah seminggu sakit perut, tetapi cuma dirawat di rumah," katanya.

Baca Juga : Jarang Terekspose Pasca Cerai dengan Ahok, Veronica Tan Kepergok Sibuk Jualan Daging

Alvi menuturkan, pada saat pencoblosan Pemilu 2019, Rabu ibunya berangkat pukul 06.00 WIB, dan pulang Kamis (18/4/2019) pukul sekitar 02.30 dini hari.

surya.coid
surya.coid

Seorang anak SMP menjadi yatim piatu setelah ayahnya meninggal dan disusul ibunya yang meninggal saat usai bertugas menjadi petugas KPPS.

Pagi, sehari setelah pencoblosan, ibunya sempat mengajaknya pergi mencari sarapan.

"Pagi setelah pencoblosan itu masih sehat, ngajak makan di luar beli bakso," ujarnya.

Baca Juga : Cabuli Sapi dan Belasan Hewan Peliharaan, 3 Pria Paruh Baya Dijatuhi Hukuman Penjara

Ia pun pergi bersama ibunya untuk sarapan bersama.

Setelah sarapan, ibunya kemudian mengajaknya ke TPS.

Di sana, ibunya bersih-bersih TPS hingga pukul 13.00 WIB, kemudian pulang ke rumah untuk beristirahat.

Sehari berikutnya pada hari jumat, ibunya mengeluh sakit perut dan muntah-muntah begitu juga sampai hari berikutnya.

Baca Juga : Viral Potret Tukang Bensin Eceran Bermodal Nekat Jajakan Dagangannya di Depan Pintu Masuk SPBU

Setelah dua hari tak kunjung sembuh, sang ibu dibawa ke Rumah Sakit Griya Husada, dan diberi obat oleh dokter.

Keesokan harinya sang ibu kembali dibawa ke RS Griya Husada, untuk diopname.

Namun, pada saat itu kamar RS Griya Husada sedang penuh semua sehingga terpaksa sang ibu dipindahkan ke RSUD dr. Soedono.

Baca Juga : Gibran Rakabuming Ikut Riding Pecinta Vespa Pake Sandal Jepit, Kelakuan Anak Presiden Jadi Sorotan

Sempat dirawat di RSUD dr. Soedono, kondisi ibunya tidak kunjung membaik.

Pada Rabu (24/4/2019) dini hari, ibunya berpulang ke rumah Yang Kuasa.

"Pas ibu meninggal saya sedang tidur di luar ruangan, pakai tikar. Jadi nggak tahu," katanya.

Dia menceritakan, sebelum meninggal, ibunya mendadak menjadi seorang pemarah.

Baca Juga : Membanggakan, 3 Sosok Pemuda Indonesia ini Ikut Berperan dalam Penggarapan Film Avengers: Endgame

"Kalau saya ajak ngobrol malah marah," katanya.

Alvi menceritakan yang membuatnya semain sedih karena ruang dan kasur pasien yang digunakan ibunya saat opname sama dengan yang digunakan almarhum ayahnya dulu.

"Ruang High Care Unit, Irna Wijaya Kusuma tempat tidur nomor empat. Itu tempat ayah saya dirawat. Jadi masuk ruangan itu, saya langsung nangis langsung kaget," kata gadis yang bercita-cita ingin menjadi dokter.

Baca Juga : Keukeh Anggap Perempuan Tak Boleh Mengemudi, Pemuda Arab Bakar Mobil Baru Milik Teman Wanitanya

Kini Alvi pun menjadi yatim piatu dan akan melanjutkan hidupnya bersama sang nenek.

Setelah kedua orangtuanya tidak ada, ia mengatakan akan tinggal bersama neneknya.

"Nanti sama nenek di (kecamatan) Geger," katanya.

Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com, update terakhir jumlah anggota KPPS meninggal dunia bertambah menjadi 272 orang. Selain itu, sebanyak 1.878 anggota KPPS dilaporkan sakit.

Baca Juga : Gadis Pujaannya Tak Mau Diajak Balikan, Seorang Pria Tegas Gilas Mantan Pacarnya dengan Mobil

Angka ini mengacu pada data Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Sabtu (27/4/2019) malam.(*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com, Surya.co.id