Find Us On Social Media :

Ketika Indonesia Hampir Memicu Perang Dunia III, Presiden AS Pun Sampai Turun Tangan Meredamnya

Soekarno bersama para pemimpin negara-negara di dunia saat Konferensi Asia Afrika 1954 di Bandung.

Gridhot.ID - Perang Dingin yang terjadi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat tahun 1947-1991 nyatanya membawa dunia ke tensi Perang Nuklir tertinggi.

Contoh saja Krisis Misil Kuba yang hampir membuat dunia kiamat gegara ancaman perang nuklir dan bisa memicu Perang Dunia III.

Namun siapa sangka, salah satu negara yang bisa memicu perang dunia III ialah Indonesia.

Mengutip Intisari, dikumandangkannya Dwikora pada 27 Agustus 1964 oleh Soekarno membuat perhatian negara-negara Barat tertuju ke Indonesia.

Baca Juga : Dijuluki Pembunuh Sekaligus Pahlawan, Gegara Orang Ini Sebanyak 140 Ribu Nyawa Manusia Mati Hangus Terbakar!

Apa pula yang dilakukan Indonesia ini? masih belum kelar Trikora melawan Belanda dan sekarang menantang duel Inggris beserta antek-anteknya, pikir mereka.

Amerika Serikat (AS) bergeming mendengar hal itu.

Bagi AS, posisi Indonesia yang amat strategis dan besar kemungkinan akan condong ke Blok Timur membuat mereka panik.

Apalagi Perang Vietnam juga memberikan angin sejuk bagi Komunis bercokol di Asia Tenggara.

Baca Juga : Kisah Perjuangan Erwin Utama, Bocah SD yang Bergelut dengan Waktu Jualan Siomay untuk Biaya Sekolah

Dan jika sampai Indonesia condong ke Blok Timur maka Asia Tenggara otomatis jadi lahannya negara Komunis dengan Poros Jakarta-Peking-Moskow.

AS kemudian mengambil tindakan untuk menyelesaikan konfrontasi Indonesia-Malaysia yang mereka sebut bisa memicu perang dunia III.

Lobi-lobi diplomasi tingkat tinggi segera dilakukan AS supaya Indonesia jangan sampai memicu perang dunia III.

AS sadar betul tak akan bisa melakukan intervensi militer secara langsung ke Indonesia karena angkatan perang republik saat itu terlalu kuat.

Baca Juga : Rekaman Kengerian Penumpang di Kabin Pesawat yang Terbakar, Jeritan Histeris : Ya Tuhan!

Presiden AS saat itu Lyndon B.Johnson bahkan memberikan prioritas utama jika Indonesia tak boleh sampai jatuh ke Blok Timur.

Ia memberikan komentar, "Tujuan utama kita masih tetap mengendarai badai yang panjang dengan pengurangan staf diplomatik di dalam suatu upaya bertaruh untuk jangka panjang pasca Soekarno."

Dengan berbagai lobi dan operasi intelijen CIA yang berkali-kali gagal, AS lantas bisa bernapas lega usai terjadinya G30S/PKI.

Soekarno tumbang, Soeharto yang lebih pro-barat naik ke tampuk kepemimpinan Indonesia.

Perang Dunia III tak jadi meletus. (*)