Find Us On Social Media :

Demi Beli Ponsel Baru, Mahasiswi Cantik Nekat Jual Sel Telurnya

Ilustrasi mahasiswi di China.

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Masalah ekonomi mampu memberikan pengaruh terhadap tingkah laku seseorang. 

Tak jarang seseorang akan berusaha dengan cara apapun demi mendapatkan uang

Bahkan sering kali harus melakukan sebuah tindakan yang terbilang berani.

Baca Juga: Ogah Nodai Seragamnya dengan Pilox saat Rayakan Hari Kelulusan, Siswi SMA Justru Beri Pesan Menohok!

Lantaran tak memiliki uang yang cukup, para mahasiswi di Tiongkok melakukan tindakan nekat.

Pasalnya sel telur banyak dijual oleh mahasiswi dengan alasan ingin membeli ponsel baru.

Melansir dari China South Morning Post, Senin (13/5/2019), rata-rata yang menjual sel telur itu adalah mahasiswi universitas ternama.

Baca Juga: Tak Menyangka Hasil Operasi Plastik Keempatnya Gagal, Ratna Sarumpaet: Saya Malu, Saya Berusaha Menutupi

Sel telur mereka ternyata laku dijual dengan harga 100.000 yuan atau sekitar Rp 200 juta.

Padahal hukum di Tiongkok telah melarang perdagangan sel telur manusia.

Namun sayangnya, para mahasiswi di Tiongkok tidak peduli soal larangan tersebut.

Baca Juga: Atasan HS Bongkar Tabiat Pemuda Pengancam Penggal Kepala Jokowi Selama Bekerja di Yayasan Badan Wakaf Al-Quran

Transaksi ilegal tersebut pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sel telur mahisiswi dijual kepada pasangan infertil ketika mereka menginginkan keturunan. 

Kriteria yang diminta adalah sel telur mahasiswi dengan peforma nilai yang baik, tinggi badan, dan wajah.

Baca Juga: Dapat Panggilan Darurat dari Seorang Pasien, Petugas Dinkes DKI Terkejut Saat Dapati Gubernur Anies Baswedan Ada di Lokasi

Dalam satu kasus, harganya minimum 10.000 yuan atau sekitar Rp 20 juta.

Namun harga ini masih bisa bertambah tinggi jika para mahasiswi kesehatan berkualitas atau gen yang baik. 

Banyak dari mahasiswa menerima kesepakatan penjualan dengan nilai tersebut agar bisa membeli ponsel baru.

Baca Juga: Masih Ingat Ciripa? Dulu Cuma Asisten Uya Kuya Kini Tajir Melintir Berkat Bisnis WO dan Desainer Gaun Pengantin

Rupanya transaksi dilakukan melalui seorang agen, sebelumnya pasangan suami istri dan mahasiswi telah bertemu langsung.

Sementara rumah sakit diduga membantu menyuntikkan hormon kepada donor itu selama 10 hari untuk menstimulasi produksi telur lebih cepat dari biasanya.

Laporan penyelidikan menyebut prosedur tersebut menimbulkan risiko tinggi, seperti masalah pernapasan, kembung, dan penggumpalan pembuluh darah.

Baca Juga: Kisah Juana Maria, Wanita yang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni Selama 18 Tahun Hingga Lupa Namanya Sendiri

Sejauh ini belum ada laporan penangkapan terkait kasus tersebut.

Namun, pada 2016 dua agen telah dipenjara lantaran mengumpulkan sel telur dari seorang perempuan di Guangzhou.

Dua agen dipenjara selama 1 tahun 10 bulan karena mempraktikkan pengobatan tanpa lisensi.

(*)