Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Sebuah peristiwa bentrokan antara Ormas telah terjadi Wonogiri, Jawa Tengah pada Rabu (8/5/2019).
Bentrokan itu terjadi antara PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) dengan PSH Winongo.
Pada saat bentrokan terjadi, pihak kepolisian Polres Wonogiri pun turut mengamankan lokasi.
Dikabarkan Gridhot.ID dari Tribunjateng.com (11/5/2019), pada saat kejadian berlangsung, seorang petugas polisi yang sedang mengamankan menjadi korban.
Petugas tersebut adalah Kasat Reskrim AKP Aditia Mulya.
Ia menjadi sasaran pengeroyokan sejumlah orang ketika terpisah dari rombongan personel yang berpatroli menangani bentrok PSHT dan Winongo pada Rabu (8/5/2019) malam.
Baca Juga: Berkata Kasar di Facebook, Bocah 14 Tahun Ini Tewas Mengenaskan Dikeroyok Empat Temannya
Kabar terakhir, Kasat Reskrim Aditia Mulya Ramadani masih dalam keadaan kritis dan belum sadar.
Perawatan intensif terus dilakukan untuk keselamatan mantan Kapolsek Pasar Kliwon Polresta Solo itu.
Dewi, istri AKP Aditia Mulya, berencana membawa suami berobat ke rumah sakit di Singapura.
Setelah dilakukan penyelidikan dan pengejaran, akhirnya lima orang pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu berhasil diamankan.
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com (16/5/2019), penyidik Satreskrim Polres Wonogiri menangkap lima pelaku pengeroyokan mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Aditya Mulya Ramdhani, saat mengamankan bentrokan dua massa perguruan pencak silat di Sidoharjo, Wonogiri.
Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati mengatakan, setelah diperiksa, kelima pelaku ditetapkan sebagai tersangka.
"Benar kami sudah amankan itu (lima tersangka). Kami masih kembangkan lagi apakah ada tambahan tersangka lagi," kata Uri saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (16/5/2019) malam.
Uri mengatakan kelima tersangka itu sudah ditahan.
Ia juga menjelaskan, musibah yang menimpa Aditya bermula saat ada konvoi massa pergurusan silat dari PSHT yang mencari kelompok PSHW.
Namun, kelompok PSHW tidak ada kemudian masa yang menghancurkan tugu.
Saat berada di lokasi untuk mengamankan, Aditya dikeroyok.
"Kalau motifnya masih kami gali dan cari," kata Uri.
Mantan Kapolres Pati ini meminta pimpinan dua perguruan pencak silat itu dapat mengendalikan anggotanya di lapangan.
Apalagi masing-masing perguruan pencak silat yang memiliki pemimpin dan pengurus yang sudah dituakan.(*)