Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah
GridHot.ID - Belakangan ini, media sosial tengah digemparkan dengan kasuspemburuan seorang siswa di Tangerang oleh netizen dunia.
Sampai-sampai ada netizen asal Rusia yang bersedia memberikan imbalan 300 Dollar Amerika (setara Rp 4,3 juta) bagi siapapun yang berhasil menangkap siswa tersebut.
Dilansir GridHot.ID dari situs Know Your Meme, kasus itu terjadi lantaran siswa yang mengaku sebagai anggota Reporting Commision (IReC) melaporkan grup Facebook Crossovers Nobody Asked For (CNAF), grup Non Sense Memes, dan beberapa grup lainnya.
Baca Juga: Siap Jalankan Amanat Presiden Jokowi, Wiranto Pastikan Suasana Kondusif Pada 22 Mei Mendatang
Akibat pelaporan itu, grup meme Facebook CNAF akhirnya dihapus paksa oleh pihak Facebook pada tanggal 13 Mei 2019.
CNAF sendiri merupakan grup Facebook yang menampilkan meme dengan beragam topik budaya.
Sebelum dihapus, CNAF telah memiliki hampir 500.000 anggota aktif.
Baca Juga: Jelang Pengumuman Pilpres, 5000 Aktivis 98 Bakal Kawal Kantor KPU dari Aksi Inkonstitusional
Penghapusan CNAF dari platfrom Facebook, memunculkan sejumlah reaksi di antara para anggotanya.
Beberapa dari mereka mencoba membuat grup baru dengan nama "CNAF Season 2" namun dihapus pada keesokan harinya.
Mengetahui hal tersebut, grup meme Facebook serupa CNAF lantas memutuskan untuk mengatur privasi grup mereka menjadi "rahasia" guna menghindari penghapusan, seperti yang dilakukan oleh grup Marvel Shieldposting dan grup meme lainnya.
Desas-desus mengenai dalang dibalik pelaporan terhadap sejumlah grup meme Facebook pun mulai beredar secara online, bersama dengan dugaan nama, alamat, nomor telepon dan informasi pribadi lainnya.
Dalang tersebut diketahui berasal dari Tangerang berinisial MS dan masih berusia 18 tahun.
Dikutip dari Grid.ID, data pribadi MS kemudian disebar-luaskan habis-habisan yang menyebabkan MS menerima serangan cyber bullying.
Pasalnya, gara-gara aksi nekat MS, grup meme kecil serupa CNAF ramai-ramai memutuskan untuk mengubah aturan privasi serta mengeluarkan beberapa profil yang ketahuan berasal dari Indonesia.
Tak hanya grup berkonten meme, grup lain dengan konten pendidikan maupun grup untuk para pekerja lepas juga melakukan hal yang sama.
Sejumlahnetizen Indonesia pun mengaku kalau mereka sampai kehilangan pekerjaan pekerja lepas lantaran dikeluarkan dari grup-grup tersebut.
Semenjak kasus ini menjadi viral, sebuah page (halaman) yang berjudul Teman-Teman Bulu Burung (TTBB) menyebut bahwa mereka telah berusaha menemui MS.
Hal ini dilakukan karena kabarnya MS benar-benar sudah menjadi buronan dan disebut ada netizen dari Meksiko yang siap menambah imbalan 1000 Dollar Amerika (setara Rp 14.5 juta) bagi siapapun yang bisa menemukan MS.
Baca Juga: Janda Beranak 3, IY Sempat Sampaikan Pesan Terakhirnya Pada Sang Putri Sebelum Diciduk Polisi
Kendati demikian, masih belum diketahui secara pasti mengenai kebenaran imbalan buronan tersebut.
Dikutip dari unggahan Facebook TTBB, MS mengakui kalau kejadian ini merupakan hasil dari aksinya dalam melaporkan sejumlah grup meme Facebook.
MS juga sudah membuat surat permohonan maaf yang dibubuhi dengan materai bertanda tangan.
Berdasarkan keterangan beberapa anggota yang menemui MS secara langsung, siswa berusia 18 tahun itu menyebut jika pelaporannya terhadap sejumlah grup meme Facebok karena ia menganggap postingan mereka mengandung unsur SARA.
Di sisi lain, beberapa netizen justru membuktikkan kalau sistem yang dimiliki Facebook maupun sosial media lainnya masih belum layak dan terkesan sepihak.
Meski beberapa grup sudah kembali dipulihkan, pihak TTBB tetap berjanji akan mengunggah video klarifikasi dari MS di halaman Facebook-nya.
Kasus ini pun disebut para netizen seluruh dunia sebagai 'The Great Zuccening of 2019'.
(*)