Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Suasana panasnya politik di Indonesia sejak pra hingga pasca Pemilu 2019 masih belum mereda.
Banyak kasus dan kontroversi yang terjadi selama masa Pemilu 2019.
Mulai dari terjadinya kasus makar yang melibatkan tokoh-tokoh penting di negara ini hingga pecahnya aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei yang meyisakan kontroversi hingga sekarang.
Baca Juga: Kuasa Hukum Kivlan Zen Sebut Salah Satu Dalang Kerusuhan 22 Mei Justru Sopir Kliennya
Munculnya dugaan akan terjadinya pembunuhan terhadap empat tokoh negara dan juga satu kepala lembaga survei Pilpres 2019 menambah suasana kelam bagi politik Indonesia pasca Pemilu 2019.
Namun, hingga saat ini pihak kepolisian terus berusaha mengungkap dan menanggap para dalang di balik kerusuhan tersebut.
Selain itu, usaha pemerintah untuk melakukan rekonsiliasi antara dua kubu yang sempat memanas saat bertarung dalam Pilpres 2019 mulai terlihat.
Dilansir Gridhot.ID dari Wartakotalive.com, Forum Cikatomas mulai melakukan proses rekonsiliasi dalam pertemuannya di Marc Hotel, Jakarta Rabu (29/5/2019).
Dalam acara tersebut, Forum CIkatomas dihariri oleh adik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yakni Doris Pandjaitan dan influencer Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Ruhut Sitompul.
Forum Cikatomas sangat menyayangkan kerusuhan 21 dan 22 Mei kemarin.
"Kami merasa kecewa dan prihatin, padahal para pemimpin dari pihak yang kalah pilpres bisa menghentikan kejadian kerusuhan tersebut."
"Karena berlangsung sangat lama, sejak sore hingga tengah malam," ujarnya Doris Pandjaitan, Ketua Forum Cikatomas.
"Ada kesan pembiaran, padahal tinggal perintah saja pasti bisa meredam kerusuhan yang anarkis itu," tegasnya.
Atas keprihatinan tersebut forum yang terdiri dari para akademisi, aktivis dan relawan Jokowi ini memberikan pernyataan pers antara lain:
1. Forum Cikatomas mengutuk kerusuhan yang terjadi sebagai akibat praktik politik yang menghalalkan segala cara.
2. Forum Cikatomas mendukung Kepolisian RI, TNI, BIN, BNPT, BSSN dan berbagai pihak yang berwenang untuk mengungkap dan membawa kedepan pengadilan semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kerusuhan yang terindikasi sebagai kudeta.
3. Forum Cikatomas mengusulkan, demi akselarasi kemajuan disemua bidang di era revolusi industri 4.0 agar Indonesia dapat berdiri didepan bersama dengan negara-negara maju dunia.
Baca Juga: Bikin Penasaran Banyak Orang, Fadli Zon Bocorkan Sosok Warga Negar Rusia yang Ikut Prabowo ke Dubai
Maka penempatan para pejabat negara mulai dari tingkatan menteri, pejabat tinggi, dan menengah kementerian/lembaga negara, TNI-Polri, BUMN, dan lembaga pendidikan, institusi, dan lembaga strategis, harus melalui proses seleksi untuk memenuhi kriteria:
- Rekam jejak karier dan prestasi yang terukur- Ahli dibidangnya- Memiliki jiwa kepemimpinan yang berani membuat perubahan serta mampu beradaptasi terhadap perubahan.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Target Pembunuh Bayaran, Wiranto Balas Ancaman dengan Lempar Senyuman
Dalam acara ini juga, Ruhut Sitompul pun mengungkapkan isi perbicangan Prabowo dengan Luhut lewat telepon.
Kabarnya beredar bahwa Prabowo telah menelepon Luhut pada saat berada di Luar Negeri.
Perbincangan itu didengar oleh Ruhut pada Rabu (29/5/2019).
Dalam perbincangan tersebut, Ruhut bercerita tentang alasan Jokowi menugaskan Luhut untuk membuka jalur rekonsiliasi dengan prabowo.
Baca Juga: Keenam Tersangka Pembunuh Bayaran Incar Targetnya dengan Berbaur di Kerumunan Massa
Alasannya adalah karena Luhut dan Prabowo merupakan sahabat sejak aktif di tentara dulu.
"Mereka memang sahabat antara senior junior, atasan abang adik, mereka itu sahabat dekat," ungkap Ruhut dalam acara Forum Cikatomas Indonesia di Jl Pintu Air No 55 RT 5/8, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2019).
Ruhut lalu mengungkap, siang tadi Prabowo menelepon Luhut ketika purnawirawan Kopassus itu tengah santap siang bersama sejumlah orang.
"Tadi kami lagi makan itu saya dengan Pak Luhut, mantan duta besar Amerika, dan beberapa tokoh lainnya, saya dengan Bu Doris. Tiba-tiba ajudan (Luhut) kasih telepon. Rupanya masuk telepon Pak Prabowo," kata Ruhut.
"Eh Wo dimana kau Wo? Ku dengar kau di luar negeri Wo? Ku dengar kau di Dubai' (tanya Luhut)."
"Iya bang" (kata Prabowo)," kisah Ruhut.
Luhut disebut menghidupkan loudspeaker di telepon selularnya saat berbincang dengan Prabowo.
Baca Juga: Identitas Pembunuh Bayaran Aksi Kerusuhan 22 Mei, Satu Perempuan Lima Laki-laki
Disebutkan, Luhut bertanya maksud tujuan Prabowo pergi ke luar negeri, termasuk informasi terkait perjalanan bisnis Prabowo ke Austria.
"Kan dibuka (loud speaker), kami dengar. 'Kenapa kau ke luar negeri? Pasti banyak kantongkan, kau ini tahu lah aku' (kata Luhut)."
"Mereka inikan suka becanda, 'ada bisnis ini kau gede?' (tanya Luhut).
Baca Juga: Pengakuan Pembunuh Bayaran Aksi Kerusuhan 22 Mei, Incar 4 Tokoh Negara dengan Tebusan Ratusan Juta
"Ah enggak bang, aku kurang sehat bang, kaki aku ini nggak enak, jadi aku terapi ada dokter' (jawab Prabowo)," jelas Ruhut lagi.
Menurutnya, Luhut menawarkan bantuan kepada Prabowo untuk mengenalkanya kepada seorang dokter yang bisa membantu mengobati sakitnya itu.
Prabowo disebut mau menerima tawaran seniornya tersebut.
"Pak Luhut orang yang sangat arif bijaksana. Tau dia jawab apa? 'Wo kau sangat jauh-jauh (berobat ke luar negeri), di sini ada. Memang dia dari Amerika, dia di Korea praktek, dia udah di sini juga bantu RSPAD, aku punya leher juga kayak kau" (kata Luhut).
Kan mereka mantan Kopassus, Densus 81 orang-orang hebat, wajarlah tentara itu fisiknya.
"Udah kau balik, biar nanti aku kenalin sama dokternya. Kalo di Korea nanti kita kontak atau di Amerika" (kata Luhut lagi).
"Oh iya iya bang," (jawab Prabowo).
"Kapan kau balik?" (tanya Luhut).
"Tanggal 3," (jawab Prabowo)," urai Ruhut panjang.
Dalam teleponnya itu, Luhut juga sempat menyinggung situasi politik terkini.
Ia bahkan menyebut sang eks Danjen Kopassus tersebut sebagai seorang ksatria.
"(Kata Luhut) 'Baliklah kau, tapi Wo, udahlah apalagi sih? Jangan ada yang rame-rame lagi. 08 itu ksatria, dia negarawan'. (Prabowo menjawab) 'Oh iya bang enggak bang'," lanjut Ruhut mengisahkan.
Seperti diketahui, Jokowi mengutus Luhut untuk bisa bertemu dengan Prabowo.
Namun, Prabowo belum juga memberikan lampu hijau berekonsiliasi dengan Jokowi.
Pada Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai pemenang. Prabowo-Sandiaga Uno tak terima dan kini menggugatnya ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2019 itu akan digelar pertengahan Juni mendatang.
Sedangkan dikutip dari Tribunnews.com, Senin (28/5/2019), kabar ini telah dibenarkan oleh Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria.
Riza mengatakan Prabowo berangkat pada Senin (28/5/2019) pagi melalui bandara Halim Perdanakusumah Jakarta.
Ia menggunakan pesawat jet pribadi ditemani beberapa koleganya.
Riza pun juga menjelaskan kepergian Prabowo ke Dubai itu dalam rangka urusan bisnis dan juga cek rutin kondisi kesehatannya.(*)