Find Us On Social Media :

IPW Desak Polisi Periksa Mantan Istri Prabowo, Titiek Soeharto untuk Ungkap Jaringan Kerusuhan 22 Mei

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam diskusi bertamakan Jelang Debat Siapa Hebat di Jakarta, Sabtu (12/1/2019)

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega 

Gridhot.ID - Kasus pembunuhan berencana yang mengincar empat tokoh nasional dan satu ketua lembaga survei Pilpres 2019 tengah hangat diperbincangkan.

Enam tersangka berinisial IR, HK, AZ, TJ, AD dan AV alias VV berhasil dibekuk oleh pihak  kepolisian beserta sejumlah barang bukti.

Melansir dari Kompas.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap empat nama tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan oleh enam tersangka yang telah ditangkap.

Baca Juga: Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Bocorkan Alasan 4 Tokoh Nasional Jadi Target Pembunuhan 22 Mei

Keempat nama itu adalah Menko Polhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.

Hal itu disampaikan Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

"Ada Pak Wiranto, Menko Polhukam, Ada Pak Luhut, Menko Maritim. Lalu ada Pak Kepala BIN, dan juga ada Pak Gories Mere," ujar Tito.

Baca Juga: Pakai Motor Butut, Alind Sukendar Sempat Kejar Suaminya yang Oknum TNI Saat Bermesraan dengan Selingkuhan di Mobil Miliknya

Namun, Tito Karnavian enggan menyebutkan nama ketua atau pemimpin lembaga survei yang turut menjadi incaran pembunuhan.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mendesak Polri untuk segera memeriksa pengusaha yang juga tokoh partai politik keagamaan berinisial HM.

HM diduga menjadi salah satu penyandang dana kerusuhan 22 Mei di Jakarta.

Baca Juga: Minta Usut Tuntas Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional, Akademisi: Tepat Jika Polisi Panggil Amien Rais!

"Dari informasi yang diperoleh IPW, sedikitnya ada tiga orang yang diduga menjadi penyandang dana kerusuhan 22 Mei."

"Dari ketiga orang ini, polisi sepertinya sudah mendapatkan dua alat bukti tentang keterlibatan pengusaha dan tokoh partai HM."

"Untuk itu, Polri perlu bekerja cepat memeriksa HM agar para penyandang dana lainnya dalam kerusuhan 22 Mei bisa terungkap terang benderang dan segera diamankan," kata Neta kepada Warta Kota, Kamis (30/5/2019).

Baca Juga: Meski Izin Terbang Single Engine Dicabut, Captain Vincent Raditya Masih Bisa Terbangkan Cessna 172, Ini Syaratnya

Dari penelusuran IPW, aliran dana kerusuhan 22 Mei sebenarnya sudah terang benderang.

Pasalnya, HM memberikan dana sebesar Rp 150 juta kepada Brigjen K.

Dana ini lalu diberikan Brigjen K kepada HK, salah satu dari enam tersangka perencana pembunuhan empat tokoh nasional.

Baca Juga: Meski Izin Terbang Single Engine Dicabut, Captain Vincent Raditya Masih Bisa Terbangkan Cessna 172, Ini Syaratnya

"Setelah mendapat dana Rp 150 juta, HK mendapat perintah untuk membunuh sejumlah pejabat pemerintah di saat kerusuhan 22 Mei meledak di Jakarta."

"Selain itu, TJ juga tersangka lainnya yang sudah ditangkap mendapat dana Rp 55 juta yang dananya dari HM."

"Tugasnya membunuh sejumlah pejabat dan tokoh pelaksana quick count. Keduanya adalah disertir TNI yang sudah beberapa kali terlibat kejahatan di ibukota Jakarta," papar Neta.

Baca Juga: Ijin Terbang Dicabut Kemenhub, Ini Rencana Ke Depan Captain Vincent Raditya Tanpa Pesawat Cessna 172

Dari data yang diperolehnya, hingga saat ini baru HM yang diketahui sebagai penyandang dana pembunuhan pejabat dalam kerusuhan 22 Mei.

Pihak kepolisian pun sudah memiliki dua alat bukti mengenai keterlibatan HM.

Sementara dua lainnya yang diduga sebagai penyandang dana kerusuhan 21 dan 22 Mei masih didalami polisi.

Baca Juga: Berada di Perut Bumi, Begini Suasana Salat Tarawih Masjid Baabul Munawwar Papua yang Berjuluk Masjid Terdalam Dunia

"Mereka diduga mendatangkan massa perusuh dari Surabaya dengan menggunakan pesawat dan memberikan penginapan di sejumlah hotel di Jalan Wahid Hasyim."

"Sebagian pelaku kerusuhan dari Surabaya ini berhasil ditangkap aparat Polda Metro Jaya. Selain itu massa perusuh juga mereka datangkan dari Tangerang, Tangerang Selatan, dan sekitar Tanah Abang," papar Neta.

IPW berharap Polri bekerja cepat untuk memburu para penyandang dana kerusuhan 22 Mei agar dalang kerusuhan bisa diciduk.

Baca Juga: Secuil Kisah Hidup Ratna Sarumpaet, Dari Arsitek yang Jadi Aktivis Hingga Kebohongan Berbuntut 6 Tahun Bui

"Untuk mengungkap jaringan kerusuhan 22 Mei ini, Polri sepertinya perlu memeriksa sejumlah saksi, terutama para tokoh yang sempat hadir dalam aksi demo di depan Bawaslu, seperti putri mantan Presiden Soeharto, Titiek Soeharto."

"Polri perlu bekerja cepat membongkar jaringan perusuh 22 Mei ini agar gerakan mereka bisa dipagar betis."

"Dan tidak memiliki peluang lagi dalam melakukan kerusuhan baru pasca pengumuman hasil sidang di Mahkamah Konstitusi maupun saat pelantikan presiden hasil Pilpres 2019," kata Neta.

(*)