Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Demi mengais rezeki, seorang pedagang akan memnafaatkan situasi apapun untuk tetap menjajakan dagangannya.
Meraih keuntungan yang sebesar-besarnya menjadi target bagi seorang pedagang.
Seperti yang dilakukan pedagang tikar bernama Heri.
Melihat situasi yang ramai pada saat adanya aksi demonstrasi sidang MK JUmat 14/6/2019, ia melihat peluang untuk dapat melariskan dagangannya.
Heri terlihat berlalu lalang dan berkeliling di sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi ( MK), Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2019) siang.
Pria 45 tahun ini menenteng puluhan tikar coklat di tangan kanannya. Ia sembari berteriak menjajakan barang dagangannya tersebut.
Baca Juga: Berbondong-bondong ke Gedung MK, Massa Berbaju Kuning Ngaku Datang dari Tegal, Jawa Tengah
"Tikar-tikar ayo buat duduk," ucap Heri.
Dagangan Heri laris diserbu ibu-ibu. Dari puluhan tikar, dalam hitungan menit hanya tersisa lima tikar di tangannya.
Heri merupakan salah satu dari banyaknya pedagang yang meraup rezeki di tengah aksi massa di sekitar Gedung MK.
Namun, dagangan yang ditawarkan Heri terbilang berbeda yakni tikar yang bisa digunakan untuk duduk.
Baca Juga: Cerita Pilu Para Pedagang yang Dijarah Massa 22 Mei, Dagangan Ludes Tak Bersisa
Tikar Heri dihargai cukup terjangkau, Rp 10.000 per lembar.
"Saya baru datang jam 14.00, tetapi alhamdulillah sudah laku 22 (tikar)," kata Heri.
Ia mengaku memang selalu berjualan tikar di lokasi aksi unjuk rasa.
Alasannya sederhana, karena biasanya banyak yang membeli barang dagangannya.
"Kalau ada aksi saya selalu jualan. Kalau hari biasa jualan di tempat wisata, ya paling di Monas sih," ucapnya.
Pria yang bertempat tinggal di Tanah Abang tersebut berharap aksi massa berjalan damai.
"Harapan, semoga lancar saja walaupun sering ada aksi," tuturnya singkat.