Gridhot.ID - Tahun 2003 Irak di invasi oleh Amerika Serikat (AS) perihal adanya senjata kimia pemusnah massal yang dikembangkan oleh rezim Saddam Husein.
Irak pun lantas digebuk, ditelanjangi di mata dunia dan diubek-ubek oleh negeri yang mengaku paling demokratis sedunia.
Namun sampai detik ini dan mungkin seterusnya, senjata kimia pemusnah massal itu tak pernah ditemukan (atau tak pernah ada).
Yang ada negeri Irak kacau balau gegara dianeksasi Amerika.
Baca Juga: Sang Ibu Panik Usai Mengetahui Putrinya Menopause Saat Usia 7 Tahun, Ini yang Terjadi Kemudian
Tapi, seakan seperti peribahasa 'Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri', sejarah mencatat Amerika pernah menggunakan senjata kimia dalam pertempuran.
Salah satu contohnya saat AS terlibat perang dengan Vietnam pada 1 November 1955-30 April 1975.
Saat itu 2 Januari 1962, seorang Letnan Kolonel Floyd D Sofner dari angkatan bersenjata Amerika tiba di lapangan terbang Tan Son Nhut, Vietnam Selatan.
Wajahnya suram dan tegang dengan lantaran misi yang harus ia lakukan.
Ia menerima perintah melaksanakan Operasi Ranch Hand.
Misi Letkol.Floyd D Sofner sebenarnya sederhana namun mematikan, yakni menyiramkan galon-galon berisi zat herbisida (pembunuh tanaman) ke belantara hutan di Vietnam.
Tujuannya simpel, zat herbisida disemprotkan dari pesawat sehingga akan mematikan tanaman di hutan Vietnam agar para Gerilyawan Viet Cong yang jago perang hutan tak dapat lagi berkutik menggunakan pepohonan untuk sembunyi.
Antara tahun 1962-1971 pesawat angkatan udara Amerika sudah menghabiskan 19 juta galon herbisida untuk disemprotkan ke seluruh belantara hutan di Vietnam Utara.
Parahnya 11 juta galon yang disemprotkan ke hutan merupakan zat Orange Agent yang lebih berbahaya dari Herbisida.
Baca Juga: Tim Hukum 02 Ngotot Nyatakan Prabowo-Sandi Pemenang Pilpres Atau Laksanakan Pemilu Ulang
Orange Agent mengandung picloram dan asam cacodylic, sejenis senyawa arsenik yang bisa menimbulkan efek kekeringan cepat pada dedaunan.
Orange Agent bukan hanya membunuh tanaman namun juga membunuh fauna yang hidup di dalamnya.
Rupanya bukan hanya di Vietnam saja militer AS melakukan hal seperti ini.
Saat Perang Dunia melawan Jerman dan Jepang, militer AS juga menyemprotkan herbisida dan Orange Agent ke hutan-hutan.
Lebih parahnya lagi nyatanya zat kimia ini juga mengontaminasi para manusia dan tentara Viet Cong serta Vietnam Utara.
Mereka yang terkontaminasi zat ini menderita demam, sakit perut hingga nyeri dada.
Bahkan ada yang terkena kanker, infeksi parah akibat terkena zat herbisida hingga penyakit tersebut menurun kepada anak cucu mereka.
Penggunaan zat kimia ini kemudian memancing kritik keras dari para pemerhati lingkungan hidup saat itu.
Mereka menganggap tindakan AS itu merupakan perbuatan pengecut yang merusak alam demi kepentingan memburu gerilyawan Viet Cong. (Seto Aji/Gridhot.ID)