Find Us On Social Media :

Pilu! Jenazah Mantri Patra Sempat Ditolak Karantina Bandara Meski Gugur Saat Mengabdi di Pedalaman Papua

Jenazah Mantri Patra sempat ditolak pihak karantina Bandara di Manokwari.

Pada awal Februari lalu, Mantri Patra bersama seorang rekannya diantar dengan helikopter ke Kampung Oya dan dijanjikan akan dijemput pada Mei 2019.

Namun janji tinggal janji, Mantri Patra harus bertahan sendiri di pedalaman Papua hingga ajal yang menjemputnya.

Dikutip dari Tribun Timur, jenazah Mantri Patra sempat tertahan di RSUD Teluk Wondama.

Mantri Patra meninggal dunia pada 17 Juni 2019 di desa Oya, akibat penyakit Malaria.

Baca Juga: Doa Terakhir Mantri Patra Sebelum Ajal Menjemput di Pedalaman Papua: Tuhan, Beri Kami Kesehatan

Nahasnya, pihak keluarga baru mengetahui Patra Marinna Jauhari meninggal kemarin, Jumat (21/6/2019).

Hal tersebut diceritakan langsung kerabat dekatnya, Eky Arisandi (45) dan Deny (44) saat menyambangi redaksi Tribun Timur, Sabtu (22/6/2019).

"Kami tidak mengetahui kalau dia sedang sakit. Karena di daerah tempat dia bertugas jaringan itu sangat sulit," kata Arisandi.

Barulah, kematian Patra diketahui dari teman kerjanya yang langsung menghubungi pihak keluarga.

Baca Juga: Mati Tragis di Pedalaman Papua, Mantri Patra Tetap Mengabdi Walau Ditinggal Rekan Kerja dan Helikopter Pemda Tak Kunjung Tiba

"Kakak kandungnya, share di grup keluarga juga," sambung Arisandi.

Dari kronologis kejadian, Arisandi mengatakan sebelum meninggal Patra sedang dalam keadaan sakit malaria.

"Karena, kehabisan obat di desa Oya. Akhirnya temannya, pergi ke Wasior untuk ambil obat," kisah Arisandi.

Jarak tempuh dari desa tersebut ke Wasior cukup jauh yakni tiga hari tiga malam dan hanya dapat di akses dengan berjalan kaki atau naik helikopter.