Find Us On Social Media :

Kisah Nadia Murad, Mantan Budak Seks ISIS yang Raih Nobel Perdamaian

Nama Nadia Murad tengah ramai diperbincangkan setelah mantan budak seks ISIS ini meraih penghargaan

Nadia Murad sendiri disandera oleh ISIS dan dibawa ke Mosul, di mana ia ditawan dan berulang kali diperkosa beramai-ramai, disiksa dan dipukuli.

Para anggota ISIS ingin "mengambil kehormatan kami, tetapi mereka kehilangan kehormatan mereka,” kata Murad.

Baca Juga: ISIS Terang-terangan Klaim Jadi Dalang di Balik Rangkaian Serangan Bom di Sri Lanka

Ia menjadi satu dari sekitar 6.500 perempuan Yazidi yang diperlakukan sebagai budak seks oleh ISIS.

Selain diperjual-belikan di pasar, perempuan Yazidi dilelang melalui layanan pesan WhatsApp dan Telegram.

Entah bagaimana, setelah tiga bulan menjadi budak seks, dipukuli dan disiksa, Nadia Murad dapat melarikan diri. 

Baca Juga: Shamima Begum Akui Bergabung ISIS Setelah Lihat Video Pemenggalan Sandera

Ia kemudian bergabung dengan pengungsi etnis Yazidi yang ada di sana.

Setelah itu, Nadia Murad mendapat bantuan dari sebuah organisasi dan tinggal di Jerman, berkumpul dengan saudarinya yang sempat terpisah.

Sejak tinggal di Jerman, Nadia Murad mendedikasikan dirinya sebagai aktivis anti kekerasan terhadap perempuan bernama "Perjuangan Rakyat Kami".

Baca Juga: Tak Hanya Terancam Kewarganegaraannya Dicabut karena Masuk ISIS, Shamima Begum Kini Harus Kehilangan Bayi yang Baru Dilahirkannya