Find Us On Social Media :

Pengakuan Robby, Pembeli Burung Merpati Kolong Seharga Rp 1 Miliar: Tidak Rugi

Si merpati bernama Jayabaya

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Ajang balapan merpati sudah banyak dikenal di kalangan masyarakat Indonesia.

Tak jarang hal ini banyak ditemui di desa - desa maupun perkampungan di kota besar.

Di beberapa daerah di Indonesia ajang balapan merpati ini sudah dijadikan sebuah perlombaan.

Baca Juga: Nyanyi India di Nikahan Mantan, Gimar Gelantungan di Mobil Pickup Sampai Buat Tamu Undangan Histeris

Dan siapa sangka ternyata seekor burung merpati yang digunakan untuk perlombaan ini mampu memiliki harga jual yang fantastis.

Belakangan ini dikabarkan seekor burung merpati seorang pria asal Bandung bernama Aristyo Setiawan laku terjual mencapai angka Rp 1 miliar.

Melansir dari Kompas.com (1/7/2019), saat ditemui di kandang Embatama di Jalan Cisaranten, Kota Bandung, Senin (1/7/2019), Aris mengaku tidak pernah menyangka ada yang mau membeli burung merpati miliknya dengan mahar Rp 1 miliar.

Baca Juga: Usai Buat Heboh Bawa Seekor Anjing Masuk ke Dalam Masjid, Kini SM Terancam Pasal Penistaan Agama

Burung merpati yang diberi nama Jayabaya oleh Aris terjual kepada seorang penghobi asal Bogor bernama Robby pada Jumat (28/6/2019) lalu.

Tetapi, uang mahar yang diberikan tidak berbentuk tunai melainkan berbentuk bilyet giro.

Lalu apa sebenarnya yang membuat harga burung merpati milik Aris ini sangat mahal?

Jayabaya, seekor burung milik Aris yang memiliki nilai Rp 1 miliar ini ternyata telah menghasilkan prestasi di berbagai ajang lomba merpati tingkat nasional khususnya di ajang kelas merpati tinggi kolong meja.

Baca Juga: Buat Heboh Netizen, Penampakan Ikan Alien Hasil Tangkapan Nelayan Asal Sydney Australia

Melansir dari burungnya.com, merpati kelas tinggi kolong meja adalah burung merpati yang mampu terbang sejauh 1-2 km, lalu turun dan mendarat melewati kolong berbentuk kotak kemudian hinggap di sebuah meja yang disediakan.

"Awalnya memang sering kalah dulu karena pastinya butuh penyesuaian. Tapi setelah itu selalu berprestasi," ungkapnya.

Aris menuturkan, belasan kali Jayabaya naik podium juara baik juara 1 maupun masuk 10 besar burung terbaik perlombaan yang rutin digelar oleh organisasi Penggemar Merpati Tinggi Indonesia (PMTI).

Baca Juga: Pengakuan Suami Wanita Viral yang Bawa Seekor Anjing Masuk Masjid, SM Punya Surat Gangguan Jiwa dari 2 Rumah Sakit

Rata-rata, kata Aris, PMTI menggelar hingga 22 kali kejuaraan setiap tahun.

"Sebelum dipegang saya juga, Jayabaya pernah juara 1 Anniversary Bansel," ungkap dia.

"Dalam satu tahun bisa dapat prestasi belasan itu luar biasa. Belum ada yang bisa menyamai rekor Jayabaya," imbuhnya.

Aris pun juga mengaku telah mendapatkan banyak keuntungan dari Jayabaya.

Baca Juga: Polisi Ungkap Sosok Wanita Viral yang Bawa Masuk Seekor Anjing ke dalam Masjid

Uang puluhan juta rupiah Aris bawa pulang setiap kali usai mengikuti perlombaan.

"Rata-rata setiap perlombaan total hadiah bisa Rp 75.000.000 sampai ratusan juta tergantung pesertanya," akunya.

Aris sebenarnya merasa berat melepaskan Jayabaya, burung merpati kesayangannya tersebut.

Baca Juga: Peringati HUT Bhayangkara ke-73, 11 Personel Brimob Taklukan Salah Satu Puncak Bersalju di Dunia

Ia memakai strategi mematok harga yang sangat tinggi pada Jayabaya supaya tidak ada orang yang berani membelinya.

“Sebenarnya saya berat ngelepas. Strategi saya biar orang enggak ada yang mau beli burung saya, makanya dipatok Rp 1 miliar,” kata Aris, Senin sore.

Akhirnya rasa sayang Aris terhadap burung merpati miliknya goyah ketika datang dua tawaran menggiurkan.

Tawaran pertama datang dengan nilai Rp. 700.000.000 dan tawaran kedua Rp. 750.000.000.

Baca Juga: KPU Resmikan Jokowi-Ma'ruf Pemenang Pilpres 2019, Sandiaga Uno: Selamat Jalankan Amanah Rakyat Indonesia

Aris hanya goyah, tapi belum mau melepas burung merpatinya ke tangan orang lain.

“Ada dua orang yang nawar. Dari Banten Rp 700 juta dan pak Robby orang Bogor (Rp 750 juta). Penawarannya itu sekitar dua bulan lalu," bebernya.

Kedua tawaran menggiurkan itu belum terlalu digubris oleh Aris.

Baca Juga: Iming-Imingi Permen dan Uang Rp 2000 ke Muridnya, Oknum Guru Agama di Sumsel Cabuli 8 Siswi SD

Namun, ketika salah satu dari dua orang penawar yang pernah ditolaknya dua bulan lalu kembali datang menyebutkan angka Rp 1 miliar untuk memboyong Jayabaya, Aris tidak kuat menahan godaan.

Tak mau kehilangan momen langka, burung merpati juara itu akhirnya direlakan olehnya untuk dimiliki orang lain.

“Mungkin pak Robby takut keduluan, jadi pak Robby berani bayar segitu. Saya juga kaget kok, ada yang sanggup ngeluarin Rp 1 miliar buat seekor burung. Kalau paketan misalnya pernah ada 12 ekor sampai 20 burung seharga Rp 700.000.000, tapi ini satu burung," ujar Aris masih keheranan.

Dengan nominal fantastis yang didapatnya dari hasil menjual Jayabaya, Aris mengaku tidak merasa rugi.

Baca Juga: Sepucuk Surat dari Risma untuk Masyarakat Surabaya: Saya Akan Melayani Kembali

Sebab, dia berniat kembali mencetak burung jawara seperti Jayabaya.

"Saya memang punya kandang sendiri buat pelihara burung lomba. Saya punya 40 sampai 50 ekor burung merpati," katanya.

Sementara itu, Robby, seorang warga Bogor membenarkan telah membeli Jayabaya dengan harga Rp 1 miliar dan membayarnya menggunakan giro.

Baca Juga: Gara-gara Ngecharge HP, Apartemen Gadis Ini Hangus Terbakar Tak Bersisa

“Iya benar, saya bayar pakai giro,” akunya.

Robby mengaku sudah lama mengincar Jayabaya karena mengaku takjub dengan performa Jayabaya setiap ikut lomba tingkat nasional.

“Saya ambil keputusan (membeli) tidak gampang. Itu bukan burung murah. Saya mempelajari burung itu dari 2018 lalu. Sudah lama saya lihat dulu. Setelah ganti bulu seperti apa, apakah berubah apa apa menurun (performanya). Karena ini bukan duit kecil yang saya keluarkan. ternyata makin membaik (performanya), berarti saya enggak salah membeli,” ucapnya.

Robby mengatakan tidak menghitung untung rugi.

Baca Juga: Disuruh Goyang Hibur Aparat Desa yang Sedang Pesta Miras, Sejumlah Mahasiswi KKN Lapor Pihak Kepolisian

Menurut dia, kepuasan yang didapatnya setimpal dengan uang yang dikeluarkan.

“Ini hobi. Kalau sudah hobi kita carinya kepuasan. Jadi, berapa banyak uang yang keluar saya enggak hitung, enggak saya rinci,” tandas pria yang enggan dipublikasikan profesinya ini.(*)