Find Us On Social Media :

Bukan Karena Oplas, Ternyata Ini Sebabnya Orang Korea Terlihat Mirip di Mata Masyarakat Indonesia

Bukan Karena Oplas, Ternyata Ini Sebabnya Orang Korea Terlihat Mirip di Mata Masyarakat Indonesia

Hasilnya 19 dari 20 responden menunjukkan lebih banyak aktivitas di bagian otak yang berfungsi untuk mengenali wajah saat sedang melihat wajah orang kulit putih dibandingkan ketika melihat wajah orang kulit hitam.

Sedangkan enam di antaranya tidak menunjukkan aktivitas otak sama sekali ketika melihat wajah orang berkulit hitam.

Tim peneliti lantas menunjukkan kepada responden sekelompok foto berisi enam orang berkulit putih atau enam orang berkulit hitam.

Baca Juga: Jika Pecah Perang Amerika-Iran, Ganasnya Pertempuran Akan Merembet ke Negara-negara Ini

Wajah yang ditampilkan sengaja dibuat sangat mirip sampai sangat mencolok perbedaannya.

Melihat hal itu aktivitas otak para responden meningkat drastis seiring dengan semakin berbedanya wajah-wajah baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih.

Peneliti menduga bahwa ini karena otak menangkap gambar yang semakin 'asing'.

Namun, otak responden lebih aktif ketika diminta membedakan orang kulit putih.

Mereka kemudian menyimpulkan bahwa responden lebih mampu mengenali perbedaan pada sesama rasnya dibanding perbedaan pada ras lain.

Bahkan, ketika foto individu berkulit hitam yang ditunjukkan punya perbedaan yang lebih kentara.

Lantas para peneliti juga melaksanakan tiga eksperimen lainnya tanpa MRI. Dalam eksperimen ini, para responden diminta untuk menilai seberapa mirip atau beda satu wajah dengan wajah lainnya di kelompok ras yang sama. Responden juga diminta untuk menilai apakah wajah tersebut sudah pernah mereka lihat atau belum.

Hasilnya lagi-lagi menunjukkan bahwa responden lebih menganggap orang kulit hitam mirip satu sama lain, dibanding wajah kulit putih yang mereka lihat. Temuan ini, kata peneliti, bisa memberi petunjuk soal bagaimana manusia bisa menghindari bias yang berbahaya.

"Mengajak orang untuk melihat kelompok ras dengan cara pandang berbeda, atau mengkategorikan individu ulang, bisa jadi cara yang efektif untuk melawan bias berdasarkan ciri fisik," ujar Nick Camp.

Namun sayangnya, penelitian ini hanya melibatkan sedikit responden dan terbatas pada orang kulit putih, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk menggali alasan di balik prasangka rasis. (*)