Find Us On Social Media :

Kisah Dibalik Motif Loreng Darah Mengalir, Pernah Dipakai Korps Marinir AS Hingga Kini Membalut Tubuh Pasukan Elit Kopassus

Kopassus Indonesia

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Komando Pasukan Khusus atau sering dikenal dengan Kopassus merupakan salah satu pasukan elit militer dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pasukan ini kerap diterjunkan di berbagai medan pertempuran terutama untuk menjaga garis depan pertahanan Negara Indonesia.

Keterampilan dalam taktik dan intelektualitas pasukan Kopassus menjadi bekal mereka untuk terjun langsung di medan pertempuran.

Baca Juga: Saksikan Detik-detik Kapal MV Soul of Luck Tubruk Crane dan Kapal Lain, Pekerja Dermaga Tanjung Emas: Astaughfirullah Ya Allah

Dengan identitas seragam khasnya yang memiliki corak loreng darah dan juga topi baret merah, mencerminkan keberanian dan kegagahan salah satu pasukan elit TNI ini.

Ternyata dibalik identitas seragam khas Kopassus, tersimpan makna yang mendalam dari coraknya.

Corak seragam yang memiliki motif loreng darah mengalir memiliki cerita yang cukup panjang dan makna yang mendalam.

Baca Juga: Video Detik-detik Kapal Kontainer Berbendera Panama Tubruk Crane dan Kapal Lain di Terminal Barang Tanjung Emas Semarang

Mengutip dari Wartakotalive.com, motif tersebut dibahas dalam buku berjudul 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto.

Perubahan seragam loreng 'darah mengalir' menjadi pakaian dinas lapangan (PDL) Kopassus terjadi saat Kolonel Moeng Pahardimulyo menjadi Danjen Kopassus, pada 1958-1964.

Dalam sejarah Kopassus, seragam loreng darah mengalir pernah melegenda saat Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) melakukan operasi pembersihan pemberontakan DI/TII.

Awalnya, pasukan Komando menggunakan seragam loreng dengan corak khusus yang dikenal dengan sebutan seragam loreng ‘Macan Tutul.’

Baca Juga: Tak Menyesal Dimadu, Samira Mengaku Senang Suaminya Bisa Menikah dengan Istri Keduanya

Sementara itu, pakaian loreng itu merupakan pakaian buatan Amerika yang diproduksi pada masa Perang Dunia II dalam jumlah besar dan digunakan oleh U.S.Marines.

Pada saat usainya Perang Dunia II, pakaian tersebut dibagibagikan ke tentara Kerajaan Belanda dan akhirnya diwariskan kepada angkatan perang Indonesia yang kemudian menjadi seragam khusus prajurit-prajurit Komando.

Pakaian loreng Macan Tutul ini cukup terkenal sebagai ciri khas prajurit prajurit Baret Merah kala itu, utamanya di kalangan masyarakat Jawa Barat.

Baca Juga: Paras Cantiknya dalam Balutan Toga Hakim Sukses Curi Perhatian, Berikut Fakta Leanna Leonardo, Mahasiswi Hukum yang Kini Tengah Viral

Namun, di tahun-tahun kemudian bahan untuk membuat pakaian loreng macan tutul sudah tidak di produksi lagi, kemudian dilakukan upaya untuk membuat sendiri pakaian khusus bagi prajurit Baret Merah.

Dirancanglah pakaian dengan corak khusus yang dikenal dengan nama loreng "Darah Mengalir".

Pakaian ini resmi diperkenalkan kepada publik untuk pertama kali pada acara parade dan defile pasukan di lapangan parkir Senayan dalam Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata tanggal 5 Oktober 1964.

Namun awalnya, pakaian ini digunakan untuk seluruh kesatuan TNI AD.

Baca Juga: Viral Curhatan Driver Taksi Online Siang Bolong Diminta Antarkan Jenazah di Cibinong , Polisi Lakukan Penyelidikan

Lalu pada tahun 1992, dirintis kembali untuk penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir diberlakukan kembali untuk Kopassus dengan mempertimbangkan kepentingan pembinaan korps.

Disamping itu, seragam loreng loreng darah mengalir kopassus juga memiliki makna yang cukup mendalam.

Hal ini sempat diungkapkan oleh panglima TNI Hadi Tjahjanto melalui twitternya saat memperingati HUT ke-67 kopassus kemarin.

Baca Juga: Viral Video Konvoi Truk Mirip Kendaraan Militer Tak Berplat Nomor dan Beridentitas, TNI Angkat Bicara

"Loreng darah mengalir bukan sekadar corak desain belaka, namun punya makna filosofis mendalam. Prajurit Baret Merah tak pernah gentar menghadapi musuh negara, walau harus bersimbah darah." tulis Hadi Tjahjanto.

Selain seragam corak darah mengalir, satu lagi yang menjadi ciri khas kopassus adalah pisau komando.

Kopassus memang identik dengan pisau komando yang memiliki dua bilah ini.

Baca Juga: Akal Bulus Pengendara Motor Takut Ditilang, Pura-pura Pingsan Usai Jatuh Tersungkur Trobos Razia Petugas

Beberapa literatur menyebut bahwa pisau komando ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.

Yang jelas, pisau komando ini telah menjadi simbol tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.(*)