Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah
GridHot.ID - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut.
Padahal, sampah plastik merupakan sampah yang berbahaya karena bisa dikonsumsi hewan-hewan laut.
“Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, sampah plastik sangat berbahaya," ujar Susi Pudjiastuti dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, 19 Agustus 2018 silam.
Baca Juga: Gara-gara Senar Layangan, Dua Pemotor Bertabrakan hingga Terpental di Atas Aspal
Susi Pudjiastuti menambahkan, berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun.
Yang mana, sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut .
Menurut sumber yang sama, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 milar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.
"Sampah plastik yang masuk ke laut dapat terbelah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut microplastics dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter," ujar Susi Pudjiastuti.
"Microplastics ini sangat mudah dikonsumsi oleh hewan-hewan laut," tambahnya.
Dikutip GriHot.ID dari TribunBatam.id, Susi Pudjiastuti kembali membicarakan soal sampah plastik saat berdialog dengan nelayan di Pelabuhan Perikanan Antang, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri, Rabu (17/7/2019).
Dalam dialognya, Susi Pudjiastuti mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir untuk tidak membuang sampah plastik ke laut.
Sambil bercanda, Susi Pudjiastuti mengaku bermimpi untuk bertukar tempat dengan Bupati Anambas.
Menteri Kelautan dan Perikanan itu akan memberikan sanksi tegas bagi orang yang membuang sampah plastik di laut.
Baca Juga: Alasan Mulan Jameela CS Gugat Prabowo Usai Tak Terpilih Jadi Anggota DPR
"Orangnya yang saya gantung di pelabuhan. Sebagai Menteri saya bertugas menjaga kedaulatan laut dari penjarah ikan," ujar Susi Pudjiastuti.
"Sekarang kapal ikan asing sudah tidak ada, malah kita yang merusak. Kalian sebenarnya sudah tahu. Tapi pekang ya Pak Bupati kalau bahasa sini, degil," tandasnya.
(*)