Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Menjadi bagian keluarga seorang yang memiliki usaha besar dan sukses adalah impian sebagian besar banyak orang.
Apalagi keluarga itu memiliki sebuah perusahaan besar dan terkenal di sebuah negara.
Di Indonesia, ada beberapa deretan keluarga kaya raya yang memegang saham perusahaan besar dan terkenal.
Melansir dari Bloomberg, belakangan ini telah dirilis daftar keluarga terkaya di dunia tahun 2019.
Dalam daftar itu, ternyata muncul nama keluarga Hartono, keluarga pemilik Djarum.
Keluarga Hartono berada di peringkat 22 keluarga terkaya di dunia.
Meski menjadi keluarga terkaya di Indonesia beberapa tahun belakangan, namun ternyata tak membuat mereka hidup foya-foya.
Beberapa anggota keluarganya bahkan memilih untuk mempraktekkan gaya hidup sederhana.
Bahkan ada yang memilih untuk menjadi biarawati yang jauh dari hidup duniawi.
Sosok anggota keluarga Hartono yang menjadi biarawati adalah Suster Lucy Agnes.
Hal ini diketahui publik sekitar bulan Agustus 2017 lalu.
Saat itu beredar sebuah foto seorang suster yang disebut-sebut sebagai cucu dari bos perusahaan rokok terkemuka, Djarum.
Perempuan itu adalah Suster Lucy Agnes.
Dalam foto itu tampak dia begitu sederhana dengan jubah khas pengikut Ibu Teresa ini.
Terlihat ada aura kedamaian terpancar dari dirinya.
Akan tetapi yang membuat sosok ini istimewa adalah dia berasal dari keluarga kaya raya.
Karena di era modern ini hampir jarang sekali ada orang kaya yang mau merelakan dirinya untuk menjauh dari hal hal duniawi.
Dikutip dari Alumnimaterdei.com, Suster Lucy Agnes adalah anak tunggal dari Paul dan Cecilia Darmoko yang merupakan pemilik restoran Ayam Bulungan.
Suster yang memiliki nama asli Maria Donna Dewiyanti Darmoko.
Meskipun berasal dari keluarga orang paling tajir di Indonesia, Suster Lucy Agnes ternyata memilih hidup sederhana dan melayani umat.
Yang paling membuat kagum adalah Suster Lucy merupakan pengikut Ibu Teresa yang dikenal hanya memiliki dua set pakaian.
Menurut rekan-rekannya, Suster Lucy yang kuliah S2 di Amerika Serikat ini sangat setia menjalankan kaul kemiskinan dan menikmati kehidupannya.
Di Kalkuta, India, di mana ia pernah menjadi sekretaris pimpinan kongregasi Missionaris Claris, konon Lucy paling sedia jika harus mendampingi orang-orang yang sekarat.
Dia juga tanpa ragu dengan sabar dan kasih mau mencabuti belatung-belatung dari luka-luka membusuk di tubuh dan kepala pasien.
Suster Lucy mengaku mengalami pencerahan saat ia dan keluarganya berlibur ke Hong kong.
“Awalnya saya sangat terganggu saat melihat begitu banyak tunawisma di jalanan Hong Kong, yang meringkuk, sakit dan kotor,” ujarnya.
“Insting emosional pertama saya adalah melarikan diri saat melihat mereka dan saya hampir muntah.
“Saat saya meninggalkan orang-orang ini, sesuatu membuat saya melambat, seolah-olah ada yang menyuruh saya kembali kepada mereka untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang-orang yang tidak beruntung itu.”
Maria Donna memutuskan masuk Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dengan nama Suster Lucy Agnes.
Menurut rekan-rekannya, Suster Lucy yang kuliah S2 di Amerika Serikat ini sangat setia menjalankan kaul kemiskinan dan menikmati kehidupannya.
Di Kalkuta, India, di mana ia pernah menjadi sekretaris pimpinan kongregasi Missionaris Claris, konon Lucy paling sedia jika harus mendampingi orang-orang yang sekarat.
Dia juga tanpa ragu dengan sabar dan kasih mau mencabuti belatung-belatung dari luka-luka membusuk di tubuh dan kepala pasien.
Suster Lucy mengaku mengalami pencerahan saat ia dan keluarganya berlibur ke Hong kong.
“Awalnya saya sangat terganggu saat melihat begitu banyak tunawisma di jalanan Hong Kong, yang meringkuk, sakit dan kotor,” ujarnya.
“Insting emosional pertama saya adalah melarikan diri saat melihat mereka dan saya hampir muntah.
“Saat saya meninggalkan orang-orang ini, sesuatu membuat saya melambat, seolah-olah ada yang menyuruh saya kembali kepada mereka untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang-orang yang tidak beruntung itu.”
Maria Donna memutuskan masuk Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dengan nama Suster Lucy Agnes.
Orang tuanya sempat menentang pilihan ini.
Suster Lucy kabarnya bertugas di Timor Timur, salah satu negara paling miskin di Asia.
Sebagai anak yang berasal dari keluarga kaya, Maria Donna sempat merasakan sekolah di luar negeri.
SMA dan kuliah di Pert Australia, kemudian menyelesaikan jenjang master/magister (S2) di salah satu kampus di Chicago, Amerika Serikat.
Sifat sederhana Suster Lucy sudah terlihat sejak remaja.
“Saat masih SMA, kalau dibeli orangtuanya tas-tas mahal, dia enggak mau pake,” kata kerabatnya.(*)