Musim Hujan di Indonesia Bakal Datang Terlambat, Prediksi Pakar 2019 Jadi Tahun Terpanas Dalam Sejarah Umat Manusia Benar Adanya

Jumat, 23 Agustus 2019 | 16:05
Freepik

Ilustrasi

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Sudah lebih dari setengah tahun telah terlewati.

Namun musim hujan masih belum terlihat tanda-tandanya meski beberapa kota sudah sempat mengalami hujan.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, BMKG ternyata memang sudah memprediksi kejadian ini.

Baca Juga: Viral Video Seorang Wanita Semarang Nangis Bombay Menghayati Lagu Cidro di Konser Didi Kempot, Psikolog Sebut Sobat Ambyar Bukan Fans Musiman

Pihaknya menyatakan di tahun 2019 ini musim hujan akan datang terlambat.

Kasubid Analis Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan datangnya musim hujan terlambat.

Faktor utama adalah ENSO (El Nino-Southern Oscillation) atau variasi lebih panas atau dingin dari suhu permukaan laut di wilayah equator tengah dan timur Samudera Pasifik yang reguler atau berkala.

Baca Juga: Viral Mahasiswa Pendemo Dikirimi Miras oleh Polwan di Bandung, Pimpinan OPM Goliath Tabuni: Kalian Pikir Kami Orang Papua Pemabuk

Meski pada Agustus 2019 El Nino tercatat sudah melemah melalui pendataan suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik, ternyata masih ada faktor lainnya.

Faktor kedua adalah Indian Ocean Dipole (IOD), berdasarkan hasil pemantauan BMKG, IOD wilayah indonesia menunjukkan simbol positif.

Yang artinya Indonesia masih akan mengalami musim panas kemungkinan hingga akhir tahun nanti.

Baca Juga: Diduga Bunuh Diri Usai Bantai Rekan Sesama ABK, Tiga Pelaku Pembajak di KM Mina Sejati Ternyata Masih Satu Keluarga, Jalankan Aksinya dengan Parang Saat Para ABK Tidur

Suhu Permukaan Laut juga menjadi faktor lainnya.

Menurut Adi, suhu muka laut di Indonesia masih dingin hingga Oktober 2019 sehingga penguapan yang berpotensi bagi pertumbuhan awan-awan hujan masih kurang hingga Oktober.

Masih ada beberapa faktor lainnya yang menyebabkan kemarau jadi lebih panjang.

Baca Juga: Tantri Kotak Sempat Divonis Toksoplasma Saat Hamil Padahal Tak Pelihara Kucing, Kenali Gejala dan Penyebab Infeksi yang Bisa Sebabkan Keguguran Tersebut

Namun faktor utamanya yaitu El Nino ternyata sudah diprediksi ilmuwan dunia di awal tahun.

Dikutip Gridhot dari National Geographic, studi yang dipublikasikan pada jurnal Geophysical Research Letter sudah memprediksi tentang kejadian ini.

2015-2018 sendiri sudah tercatat sebagai tahun terpanas di Bumi.

Baca Juga: Sempat Diklaim Malaysia Jadi Makanan Khas Negaranya, Rendang Kini Jadi Varian Kondom di Negeri Jiran, Dibuat Untuk Rayakan Hari Kemerdekaannya ke-62

Adanya fenomena El Nino ternyata justru menambah suhu bumi menjadi lebih panas.

"Dengan El Nino, sangat mungkin 2019 menjadi tahun terpanas," ujar Samantha Stevenson, ilmuwan iklim di University of California, Santa Barbara.

Bumi sendiri sudah dikatakan menjadi lebih panas akibat peningkatan emisi karbon dioksida yang terperangkap.

Baca Juga: Belinya Sampai Luar Negeri, Duo Semangka Ngaku Jarang Pakai Pakaian Dalam Lantaran Merasa Ada yang Mengganjal

Dampak suhu panas ini tentu saja akan sangat berbahaya.

"Pemanasan yang meningkat akan memengaruhi kesehatan manusia, serta akses ke makanan dan air tawar. Itu juga bisa menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan, merusak kehidupan terumbu karang dan makhluk laut," kata Elena Manaenkova, Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO).

El Nino juga bisa menjadikan suhu dan iklim di Bumi jadi berantakan.

Baca Juga: Ngaku Tak Bisa Ubah Imej Seksi Saat di Atas Panggung, Duo Semangka: Walaupun Pakai Kaus Tetap Kelihatan Besar Kan

Ketika El Nino membawa hujan dan suhu yang lebih dingin di selatan AS, itu akan membawa panas dan kekeringan di Australia, serta musim salju yang kering di tenggara Afrika dan utara Brasil.

Masyarakat juga diharap waspada karena bisa dipastikan kondisi kesehatan akan terpengaruh akibat perubahan suhu ini.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, national geographic