Find Us On Social Media :

Selama Ini Hanya Bisa Mengurung Diri di Dalam Rumah, Nadia dan Vina, Kakak Beradik Penderita Penyakit Kulit Langka Bermimpi Punya Teman dan Main Keluar

Kakak beradik warga OKU penderita penyakit aneh, Nadia (19) pakai jilbab dan sang adik Vika (11) memakai baju kaos putih.

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Dua saudara kandung bernama Nadia (19) dan Vika Laona (11) asal Desa Merbau, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, menderita penyakit kulit langka yang belum diketahui namanya.

Penyakit tersebut membuat seluruh permukaan kulit pada tubuh Nadia dan Vika melepuh dan mengelupas setiap hari.

Dilansir GridHot.ID dari Sripoku, Tim Urusan Kesehatan (Urkes) Polres OKU yang mengetahui hal tersebut langsung melakukan kunjungan ke kediaman Nadia dan Vika untuk melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Sudah Terlanjur Asyik Karaoke, Oknum Polisi di Ungaran Ngamuk Tak Mau Bayar Tagihan Rp 1.9 Juta, Todongkan Senjata Minta Perkara Tidak Dibocorkan

Menurut Urkes Polres OKU Anica Tursia, yang melakukan pemeriksaan terhadap kedua kakak beradik ini mengatakan, dari hasil pemeriksaan awal kedua anak ini untuk sementara didiagnosa terkena TBC Kulit.

Indikasi terlihat dari kondisi kulit dan jari-jari tangan yang sudah memendek.

Selain itu, rambut keduanya juga sudah rontok.

"Untuk lebih pasti kita harus periksa laboratorium dulu, sehingga bisa diketahui,” terang Anica.

Baca Juga: Berani Tantang Perang Menteri Susi Pudjiastuti, Ini Sosok Gubernur Maluku Murad Ismail, Pernah Masuk Jajaran Orang Nomor Satu di Brimob Polri

Diketahui, penyakit kulit langka yang menggerogoti tubuh Nadia dan Vika sejak kecil ini membuat keduanyatak bisa beraktivitas layaknya anak-anak pada umumnya.

Nadia dan Vika tak bisa bermain di luar ataupun bersekolah.

Sejak mengidap penyakit kulit langka ini, Nadia dan Vika hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur.

Kepada bidan yang telah mendampinginya sejak kecil, Nadia mengaku sangat sedih tak bisa menikmati masa mudanya seperti anak-anak lainnya.

Baca Juga: Luput dari Sorotan Pasca Kerusuhan Jayapura, Sejumlah Pendulang Emas di Pedalaman Yahukimo Diduga Jadi Korban Pembantaian, TNI-Polri Langsung Turun ke Lokasi

Nadia mengaku sangat ingin memiliki teman dan bisa bermain di luar rumah.

"Ngapolah Tuhan ngenjuk kami penyakit dak sembuh-sembuh, capek aku lah 19 tahun hanya tegolek di tempat tiduk,

(Kenapa Tuhan memberi kami penyakit yang tak dapat disembuhkan seperti ini? Saya lelah hanya bisa terbaring lemah selama 19 tahun),

Kami pengin ke kalangan, kami pengin bermain, kami pengin bahagia seperti teman-teman lainnya," ucap Nadia.

Baca Juga: Kisah Remaja Keterbelakangan Mental Rahmadi, Dikurung Orangtua dalam Kotak Selama 3 Tahun, Tetangga yang Prihatin Langsung Membawanya ke Rumah Sakit

Menurut Tatik, bidan yang mendampingi Nadia dan Vika semenjak lahir, Nadia telah mengalami kemerah-merahan pada kulitnya seperti melempuh sejak usia 7 bulan.

Khawatir dengan keadaan Nadia, Tatik lantas merujuknya ke RSMH Palembang untuk dirawat selama 15 hari di bagian Kulit dan Kelamin.

Awalnya, Eltati menduga Nadia dan Vika mengidap penyakit TBC Kulit, tetapi setelah melihat perkembangannya, Tatik tak yakin.

Baca Juga: Viral Kisah Ibu Sopir Angkot di Kota Bandung, Boyong Bayi Saat Angkut Penumpang, Ditidurkan di Kursi Samping Kemudi Berselimut Selembar Kain

"Kalau TBC kulit saya tidak yakin dia akan tetap bertahan sampai usia 19 tahun,” kata bidan Tatik

Sampai detik ini, Tatik masih mencari tahu penyakit apa yang menyerang Nadia dan Vika selama ini.

Diwartakan Tribun Sumsel, Indah Permata Sari selaku Dokter Spesialis Kulit, menduga Nadia dan Vika mengalami Epidemolisis Bullosa (EB).

Baca Juga: Terlibat Kecelakaan di Tol Cipularang, Suami Istri Ini Terjebak di Ruang Kemudi saat Mobil Truk yang Mereka Kendarai Nyaris Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter

"Kalau saya lihat sepertinya kasusnya komplikasi banyak penyakit. Karena diderita dari kecil," ujarnya, Rabu (4/9/2019).

Indah mengatakan, kulit yang melepuh dalam bahasa medis disebut dermatologist atau vesikobulosa.

Sementara apabila sudah berlangsung lama, bisa disebut kronik.

Baca Juga: Dianggap Terlalu Maskulin, Penampilan 2 Pelari Wanita Asal Tiongkok Viral dan Jadi Perdebatan di Media Sosial

"Salah satu penyakit yang mirip gejala tersebut yaitu epidemolisis bullosa atau EB," jelasnya.

Indah melanjutkan, EB ada 5 tipe yang dibagi berdasarkan gambaran klinisnya dengan gejala berupa kulit yang rapuh, melepuh, dan mudah lecet.

"Kasusnya mulai dari yang ringan (sedikit area kulit) hingga yang berat (hampir seluruh tubuh). Dan untuk kasus ini termasuk yang berat," tegasnya.

(*)