Klarifikasi Kepala Penindak Imigrasi Sorong Soal Deportasi WNA Australia yang Diduga Ikut Demo di Depan Kantor Bupati Sorong, Tak Paham Kalau Itu Aksi Demonstrasi, Dikira Pawai Budaya

Sabtu, 07 September 2019 | 09:42
Dokumen ABC

Wajah para WNA Australia yang ikut demonstrasi Pembebasan Papua Barat kini dideportasi langsung ke negara asalnya

Laporan repoerter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Belakangan lalu dikabarkan empat Warga Negara Asing (WNA) asal Australia yang turut dalam demonstrasi papua Barat di luar kantor Bupati Sorong langsung di deportasi dari Indonesia.

Pihak kepolisian Indonesia mengungkapkan kalau empat WNA tersebut bernama Tom Baxter, Cheryl Davidson, Danielle Hellyer dan Ruth Cobbold.

Dikutip Gridhot dari ABC News sebelumnya, aksi demo yang sudah terjadi di Papua selama dua pekan terakhir mengakibatkan tiga korban jiwa dan beberapa fasilitas publik hancur.

Baca Juga: Sosoknya Tak Main-main, Menpora Muda Malaysia yang Setujui FAM Laporkan PSSI ke Fifa Usai Ricuh GBK, Ternyata Orang Terdekat Mahatir Mohamad

Bendera Bintang Kejora yang dilarang di Indonesia nampak beberapa kali dikibarkan di beberapa titik aksi demonstran termasuk di Sorong.

Kepolisian mengatakan tiga dari empat WNA Australia yang ditangkap sempat diintai oleh aparat TNI, Intel Polisi, dan petugas Imigrasi sebelum akhirnya ditangkap di kantor polisi Sorong pada 27 Agustus 2019.

Keesokan harinya, polisi menangkap WNA ke empat yang bernama Valkyrie.

Baca Juga: 3 Fakta Sosok Veronika Koman, Tersangka Provokator Rusuh Papua yang Kini Diburu Polisi dan Interpol, Pernah Tersangkut Kasus Hina Presiden di Tahun 2017

Dirinya ditangkap di kapal yang sebelumnya ia gunakan untuk menuju ke Indonesia pada 10 Agustus 2019.

Setelah diinterogasi secara mendalam, keempatnya akhirnya diputuskan untuk dideportasi ke negara asalnya.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengatakan departemen "Memberikan bantuan konsuler kepada empat warga Australia di Sorong, Indonesia sesuai dengan Piagam Layanan Konsuler".

Juru bicara tersebut tak bisa menjelaskan lebih lanjut karena alasan privasi.

Baca Juga: Buat KO Lawan Dalam Sekejap, Aksi Serka Zulkifli Anggota Paspamres Tumbangkan Atlet Yongmodo Asal China dalam Kejuaraan Internasional di Korea, Netizen: Paspampres Kualitas Atlet, Auto Win

WAWAN H PRABOWO (WAK)
WAWAN H PRABOWO (WAK)

Peringatan 100 Hari Gus Dur --- Mahasiswa asal Papua mengikuti karnaval budaya untuk memperingati 100 hari meninggalnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Jalan Malioboro Yogyakarta, Sabtu (10/4). Dalam karnaval budaya yang dimotori oleh Kaum Muda Nahdlatul Ulama Yogyakarta tersebut ditampilkan atra

Melansir dari Antaranews.com, Dari hasil pemeriksaan, empat orang tersebut menonton demonstrasi di Sorong, Papua Barat, karena mengira itu adalah karnaval atau festival budaya.

Mereka, mengetahui demo itu festival budaya karena mendapat informasi yang keliru.

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Sorong, Cun Sudirharto mengungkapkan, empat warga negara Australia tersebut masuk ke Indonesia dengan izin berwisata, bukan mengikuti aksi demo.

Baca Juga: Kerap Menampakkan Diri, Cerita Sosok Pria Bertopi dan Perempuam Misterius Berbaju Merah di Sekitar Titik Lokasi Kecelakaan Maut Tol Cipularang, Pernah Dicegat Warga Namun Tiba-tiba Menghilang

“Empat warga asing tersebut mengakui tidak memahami apa arti aksi tersebut karena informasi warga setempat demo tersebut adalah festival budaya,” ujar Cun seperti dikutip Antara, Senin 2 September 2019.

Menurut Cun, berdasarkan hasil pemeriksaan tujuan warga negara asing tersebut ingin berwisata di Raja Ampat.

Namun, karena kapal yang ditumpangi mereka gangguan mereka pun harus mampir di Kota Sorong untuk mencari alat kapal.

Saat beraktivitas di Kota Sorong, empat warga Australia itu diajak warga setempat untuk menonton demo dengan alasan aksi itu festival budaya Papua.

Baca Juga: Nasibnya Apes, Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang, Kini Subhana Sopir Truk Ditetapkan Sebagai Tersangka Karena Bawa Muatan Berlebihan dan Lupa Ngerem

BBC Indonesia/Heyder Affan
BBC Indonesia/Heyder Affan

Unjuk rasa mahasiswa Papua di Jakarta saat menolak perlakuan rasialisme dan diskriminasi yang mereka alami di sejumlah daerah.

Sementara Pemerhati Kemanusiaan Papua, Yohanes yang memberikan keterangan terpisah, sangat menyayangkan hal tersebut karena warga asing tersebut telah ditipu.

“Sangat disayangkan ada masyarakat yang memberikan informasi kepada wisatawan bahwa aksi demo yang berujung ricuh adalah festival budaya Papua,” kata dia.

Segala kerusuhan yang terjadi disebut dipicu oleh tindakan rasisme yang sempat viral dan terjadi di Surabaya.

Baca Juga: Lewat Sepucuk Surat Tulis Permintaan Maaf, SA, Salah Satu Tersangka Ujaran Rasis Pemicu Kerusuhan Papua Bukan Sosok Sembarangan, Berstatus PNS di Pemkot Surabaya

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kini kondisi Papua sudah sangat kondusif.

Bahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut bahwa pemerintah sudah mengetahui pihak yang menunggangi sejumlah peristiwa kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat belakangan ini.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, ABCNews, Antaranews