Find Us On Social Media :

Viral Kabar Teror Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Dilempari Ular dalam Karung di Pagi Buta, Veronica Koman Bocorkan Kronologinya

Veronica Koman bocorkan kronologi teror ular dalam karung di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Kerusuhan Papua yang disebabkan karena adanya isu rasial yang terjadi di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, sempat memanas beebrapa waktu lalu.

Tak hanya menuntut para pelaku ujaran rasis diadili, massa juga menuntut diadakannya referendum penetapan nasib sendiri.

Kerusuhan di Bumi Cenderawasih atau Papua sempat pecah di Manokwari, Fakfak, Sorong, Deiyai, Jayapura dan berbagai daerah lain.

Baca Juga: Tunggu Dana Hibah Rp 100 Miliar, Karyawan KPU Papua Ngantor di Hotel Kota Jayapura Usai Tempat Kerjanya Hangus Dibakar Massa Kerusuhan

su rasisme yang belakangan terjadi di daerah Jawa Timur dan menimpa mahasiswa asal Papua memicu aksi kerusuhan.

Isu rasisme tersebut tersebar luas melalui sosial media dan membuat masyarakat Papua tersinggung.

Aksi massa pun pecah di beberapa kota di Papua dan berujung dengan kerusuhan.

Baca Juga: Bahas Kerusuhan Papua Bersama Prabowo, Mantan Kepala BIN Pilih Tambah 1000 Musuh daripada Satu Penghianat!

Hampir 3 minggu berlalu, kini kabar mengejutkan datang dari TKP dugaan ujaran rasis pemicu kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua, yakni asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

Dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Facebook Papua Bisa yang memposting sebuah cuitan pada 9 September 2019, menyebutkan bahwa lokasi asrama mahasiswa Papua di Surabaya baru saja mendapatkan teror misterius.

Tak tanggung-tanggung, teror bahkan disebutkan terjadi di pagi buta.

"Rangkaian TEROR Terhadap Mahasiswa Papua di Asrama Kamasan III Surabaya.

30 Agustus 2019.

Baca Juga: Bikin Rusuh Papua Hingga Ngemis Bantuan ke Perdana Menteri Australia, Benny Wenda Ternyata Bukan Lagi Warga Negara Indonesia

Pada tanggal 27 Agustus 2019, ketika Asrama Papua didatangi oleh Gubernur Klonial, Khofifah (Jawa Timur) dan Lukas Enembe (Papua), Mahasiswa Papua secara tegas menolak kedatangan mereka.

Setelah mereka bergegas pergi, mahasiswa Papua memasang spanduk di depan gapura asrama bertuliskan: "REFRENDUM IS SOLUTION" dan "LEPASKAN GARUDA", sebelumnya sudah kami pasang juga spanduk bertuliskan, "Siapapun yang datang kami tolak".

Ternyata penguasa(klonial) merasa terganggu dan pusing.

Baca Juga: Endus Posisi Veronica Koman, Polisi Sebut Lokasi Keberadaan Wanita yang Ditetapkan Jadi Tersangka Kerusuhan Papua Itu Sudah Dikantongi, Benarkah di Luar Negeri?

Pada 30 Agustus 2019, sekitar subuh jam 04.02 Wib, 2 OTK menggunakan Motor berhenti didepan asrama persis didepan spanduk bertuliskan, "Refrendum Is Solution" dan melemparkan cat minyak berwarna merah yang diisi didalam sebuah plastik sirup (2 liter).

Akibatnya tulisan Rafrendum itu menjadi tidak jelas karena bercak-bercak cat tidak beraturan yang menganainya (lihat gambar).

OTK tersebut setelah melemparkan cat, langsung naik dimotor, melarikan diri.

Pada pagi hari itu,kami mengganti banner baru dengan tulisan yang sama.

09 September 2019

Baca Juga: 3 Fakta Sosok Veronika Koman, Tersangka Provokator Rusuh Papua yang Kini Diburu Polisi dan Interpol, Pernah Tersangkut Kasus Hina Presiden di Tahun 2017

Pada pagi subuh pukul 04.19 Wib. Mahasiswa Papua kembali diteror dengan ULAR.

2 motor yang ditumpangi 4 OTK, hendak berhenti didepan asrama dan melemparkan 2 karung (mulut karung terbuka) berisi ular kedalam pekarangan Asrama.

1 karung plastik (15-20 Kg) berisi 1 ekor ular dan 1 Karung kain (10 Kg) berisi 2 ekor ular agresif (mungkin berbisa), kami tidak bisa menangkap 2 ekor ular yang agresif karena mereka(ular) bergerak menuju selokan didalam asrama, sementara ular didalam karung plastik kami berhasil tangkap karena ularnya belum keluar dari karung.

Semua penghuni asrama yang masih tidur bergegas bangun dan keluar dari kamar.

Baca Juga: Ditetapkan Jadi Tersangka Provokator Kerusuhan Papua, Inilah Sosok Veronica Koman, Pernah Dilaporkan Polisi Gara-gara Ahok

Setelah keempat OTK melarikan diri menggunakan motor, penghuni melihat tidak jauh dari Asrama sekitar 20 Meter ada sekelompok orang (kami duga Intel) memantau kami dengan teropong, melihat itu kami menghampiri mereka dan mereka berlarian, terkocar-kacir.

Ditempat itu kami temukan sebuah teropong merek Nikon (lihat gambar dan Video).

Akhirnya kawan2 kembali masuk kedalam asrama dan kembali mengecek 2 ekor ular yang belum kami temukan sampai detik ini, semoga tidak ada korban akibat gigitan 2 ekor ular itu dikemudian hari.

Tanah Klonial, 09/09/19.

Ralat : Ular didalam karung (kain) ada 3 ekor," tulis akun Facebook Papua Bisa dalam unggahannya.

Kabar pelemparan ular ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya juga disampaikan oleh Veronica Koman lewat akun Twitter pribadinya pada 9 September 2019.

Meski kini telah ditetapkan jadi tersangka dan diburu polisi Indonesia, Veronica Koman yang diduga berada di luar negeri masih terus memberi kabar seputar Papua lewat akun Twitter pribadinya.

"9/9/19 Surabaya, Jawa

4 orang dengan 2 sepeda motor melemparkan dua kantong ular ke asrama siswa Papua Barat pada jam 4 pagi.

Baca Juga: Lagi, Polisi Tetapkan 1 Provokator Kerusuhan Papua dan Minta Bantuan Interpol untuk Melacaknya, Diduga Ini Sosoknya

1 berisi 1 ular besar seperti yang ditunjukkan dalam video.

Kantong lainnya berisi 3 ular kecil, dikhawatirkan beracun. Ular telah melarikan diri ke asrama," tulis akun @VeronicaKoman yang juga menyertakan sebuah video berdurasi 1 menit yang menunjukkan sebuah karung putih berisi hewan diduga ular yang dimaksud.

Meski kabar tersbeut telah beredar di media sosial, namun demikian hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang terkait pernyataan Veronica Koman tersebut.(*)