Find Us On Social Media :

Kisah Keakraban BJ Habibie dengan Pak Harto, Saling Kenal Sejak Habibie Kecil Masih Berumur 13 Tahun, Soeharto Kerap Berkunjung ke Rumah, Hingga Sering Bawa Oleh-oleh Bersama Bu Tien Saat Pergi ke Jerman

Presiden Soeharto dan Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie mengendarai Harley Davidson di halaman Istana.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Sosok cendikiawan sekaligus Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie telah pulang ke rahmat Tuhan pada Rabu (11/9/2019).

Pria kelahiran 25 Juni 1936 ini meninggal dunia ketika dirawat di di Rumah Sakit Pusa Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Dikutip Gridhot dari Grid.ID, BJ Habibie menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 WIB setelah menjalani perawatan selama beberapa hari.

Baca Juga: Gagah Berkendara dengan Moge Suzuki VS400 Instruder, Mendiang BJ Habibie Pernah Boncengkan Pak Harto dengan Motor Langka, Intip Potretnya

Almarhum telah dibawa ke rumah duka yang berada di Patra Kuningan XIII Blok L XV Kav 5, Kuningan, Jakarta Selatan.

Jenazahnya pun disemayamkan pada Kamis (12/9/2019) di Taman Makam Pahlawan Kalibata tebat berada di samping istri tercinta Ainun Habibie.

Kini banyak orang mencoba mengenang masa hidup BJ Habibie lewat karya dan peninggalannya.

Baca Juga: Menengok Pesona Aachen, Kota Tua Bergaya Baroque di Jerman yang Jadi Saksi Perjuangan Habibie Muda Bersekolah dan Merajut Cinta Bersama Ainun

Belakangan ini, sebuah foto yang menampilkan gaya gagah Habibie mengendarai moge bersama Pak Harto banyak jadi sorotan publik.

Ternyata dibalik foto itu, menyimpan sebiah kisah persahabatan antara dua tokoh negara tersebut.

BJ habibie dan Soeharto ternyata sudah kenal jauh sebelum sama-sama bergelut di ranah politik.

Melansir dari arsip majalah Bobo yang bertajuk BJ Habibie Dari Jalan Bau Massepe ke Jalan Merdeka Selatan.

Baca Juga: Viral Fenomena Misterius Motor Nyangsang ke Pohon Bambu Sementara Si Pengendara Terpental Jauh, Mbah Mijan Beri Penerawangan : Sangat Mungkin Karena Dipindah Jin

Hidup Habibie cilik ternyata lebih banyak dihabiskan di Makassar.

Pasalnya pada saat itu sang ayah yang menjabat sebagai kepala Jawatan Pertanian Sulawesi Selatan harus dipindahkan dari Parepare ke Makassar.

Pada waktu yang sama, Overste Soeharto bertugas sebagai Komandan Brigade III Garuda Mataram untuk menumpas pemberontakan Andi Aziz di Makassar.

Baca Juga: Tolak Cinta Lelaki yang Sudah Suka Dengannya Sejak SMP, Siswi SMK di Bandung Tiba-tiba Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal Saat Jam Sekolah

Sementara markas Pasukan Brigade III dimana Soeharto bertugas berada di depan rumah Habibie di Jalan Klaperlaan.

Ketika itulah Soeharto sering berkunjung ke rumah Habibie.

Bahkan pada saat itu rumah keluarga Habibie sering dipakai untuk rapat oleh Soeharto.

Keduanya semakin memiliki kedekatan ketika momen ayah Habibie meninggal dunia di tahun 1950 saat menjalankan ibadah shalat Isya.

Baca Juga: Akhir Nasib Siswa Pembawa Clurit yang Tak Terima Ponselnya Disita Sang Guru, Surat Bermaterai Jadi Bukti Perdamaian Kedua Belah Pihak

Ketika itu Habibie yang masih berusia 13 tahun merasa sangat sedih han hanya bisa menangis.

Soeharto yang pada saat itu juga hadir melayat pun mencoba menegarkan hati Habibie.

"Pak Harto memeluk saya, sembari berkata: Bib, bapakmu orang baik, meninggal sewaktu sholat," kenang Habibie.

Baca Juga: Keluarga Sadis! Seorang Ibu Tega Pukuli 3 Anaknya Pakai Tongkat Hingga Meronta-ronta, Sang Ayah Justru Mengizinkan dan Merekam Aksi Keji Sang Istri

Bahkan dikatakan Pak Harto adalah salah seorang yang menutup mata ayah Habibie.

Usai peristiwa memilukan tersebut, Habibie pun tak pernah bertemu lagi dengan Soeharto yang mungkin harus kembali ke Jawa usai Andi Aziz tertangkap.

Hingga akhirnya, keduanya kembali bertemu kembali pada 1960-an ketika Habibie sedang menempuh kuliah di Jerman.

Ketika itu Soeharto belum menjadi Panglima Kostrad.

Baca Juga: Bawa Celurit Karena Tak Terima Ponselnya Disita, Siswa Gunung Kidul Ini Tantang Pengajarnya Kembalikan HP dengan Wajah Penuh Amarah, Guru: Jangan Sekolah di Sini Lagi!

Bersama Ibu Tien bahkan Soeharto sempat mampir ke tempat Habibie di Jerman dan membawa oleh-oleh dari ibu Habibie.

Keakraban itu pun terus terbangun hingga pada akhirnya kedua tokoh ini terjun di ranah politik dan menjadi pasangan Presiden-Wakil Presiden pada tahun 11 Maret 1998 sampai 21 Mei 1998.(*)