Find Us On Social Media :

Jadi Pusat Pemberitaan Karena Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa, Putra Sulung Elvy Sukaesih yang Ngamuk Bawa Samurai Ternyata Sempat Depresi Usai Anaknya Meninggal 5 Tahun Lalu

Penyanyi dangdut Elvy Sukaesih (kiri) dan kedua putrinya, Fitria Sukaesih (tengah) dan Dhawiya Sukaesih saat menggelar jumpa pers di kediamannya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2019)

Laporan wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Putra pedangdut senior Elvy Sukaesih yang bernama Haidar saat ini sedang menjadi perbincangan.

Dikutip dari Antara, Haidar dibawa polisi ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit, Jakarta Timur usai mengamuk di sebuah warung dekat rumahnya, Kamis (12/9/2019) malam.

"Tadi malam langsung di bawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit, setelah dilakukan penangkapan oleh Tim Jatanras Polda Metro," kata Kasat Reskrim Polresta Jakarta Timur, AKBP l Hery Purnomo.

Baca Juga: Bawa Pedang Samurai dan Lempar Pecahan Kaca, Putra Sulung Elvy Sukaesih Ngamuk ke Pemilik Warung Saat 3 Bungkus Rokok Pemintaannya Tak Dituruti

Haidar terlibat pertikaian dengan salah satu pemilik warung di Jalan Usaha Cawang, Jakarta Timur saat permintaannya untuk mengutang rokok ditolak.

Menurut Hery, putra sulung Elvy Sukaesih tersebut sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa.

"Ya, benar dia putra dari Elvy Sukaesih. Dia pernah gangguan jiwa. Infonya seperti itu. Tapi kronologi pastinya silakan menghubungi Polsek Kramat Jati," katanya.

Baca Juga: Bergelimang Harta dan Punya Kehidupan Nyaris Sempurna, Dian Sastro Justru Ngaku Geregetan Hingga Pernah Didiamkan Sang Suami Selama 2 Hari, Ada Apa?

Melansir dari Kompas, Junaedi menjadi korban amukan Haidar saat terakhir kali meminta tiga bungkus rokok filter ke warungnya pada Kamis pukul 19.30 WIB.

"Saya jadi sasaran kemarahan HR. Dia ngamuk bawa samurai dan ngelempar saya dengan pecahan kaca," katanya.

Saat ini, pihak keluarga mengkonfirmasi jika Haidar memang mengalami gangguan mental bernama skizofrenia.

Baca Juga: Patahkan Ucapan Elza Syarief yang Sebut Dirinya Cuma Bisa Jadi Buruh Cuci Piring di Barcelona, Nikita Mirzani Ternyata Punya Ladang Bisnis, dari Manajemen Model Hingga Saham Batu Bara

Skizofrenia merupakan gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan dan berperilaku baik.

Gejala penyakit yang diidap Haidar ditandai dengan pemikiran atau khayalan, kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengingat.

"Awalnya pada saat remaja Haidar kena stroke, sampai suaranya ngga bisa keluar," ujar Fitria, adik Haidar saat menggelar konferensi pers bersama Elvy Sukaesih di rumahnya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2019) malam.

Baca Juga: Dituding Jadi Pelakor Rumah Tangga Bambang Trihatmodjo dan Halimah, Mayangsari Ternyata Pernah Kepergok Selingkuh dengan Pengusaha Kaya Sampai Dibelikan Mobil Mewah

"Tiga kali dia kena stroke itu bahkan dokter pernah memberikan kemungkinan selamat hanya 10 persen. Tapi alhamdulillah saat itu dia sembuh," imbuhnya.

Sejak suaranya hilang, Haidar merasa frustasi karena keinginannya menjadi seorang penyanyi hampir tak bisa diwujudkan.

"Namun sesudah itu hidup biasa. Dia menikah dan punya anak. Dia baik kok. Sayang sama keluarga. Tapi dia makin depresi saat anaknya meninggal beberapa tahun lalu," ungkap Fitria.

Baca Juga: Tak Menyesal Telah Nyolong Celana Dalam, Uang Rp 20 Juta, Berlian Hingga Emas Milik Majikan, ART Via Vallen Justru Minta Dicarikan Dukun oleh Ayahnya

Setelah itu, Haidar harus kehilangan putri pertamanya di akhir tahun 2014 yang sangat mengguncang keadaan kejiwaan Haedar.

"Haidar saat itu amat sangat terpukul dari situ terlihat agak kurang bicara enggak nyambung," papar Fitria seperti dikutip dari Tribun Seleb.

Baca Juga: Tagihan Listriknya Capai Rp 40 Juta Hingga Punya 25 ART, Rumah Ajun Perwira dan Jennifer Jill Ternyata Gabungan dari 21 Kavling Lengkap dengan Lantai Kaca Anti Peluru di Dalamnya

Pihak keluarga sudah beberapa kali membawa Haidar ke RSJ atau kepada psikiater guna proses penyembuhan.

Namun, keluarga terkadang tidak tega membawanya ke RSJ ketika Haidar protes karena tak mau disamakan dengan orang gila.

"Dia nggak mau dikumpulkan dengan orang gila karena dia tidak merasa begitu. Akhirnya proses pengobatan sempat terhenti. Dia tidak lagi minum obat," kata Fitria.

(*)