Find Us On Social Media :

Aneh, Usai Dipakai Ritual Tapa Pendem Mbah Pani, Liang Lahat Ini Keluarkan Air Tawar Terus Menerus, Disebut Berkhasiyat dan Dibagikan ke Warga

Ritual Tapa Pendem Mbah Pani Juwana Pati, Kuat Lima Hari Lima Malam Dikubur Tanpa Makan dan Minum

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Fenomena ritual tapa pendem yang dilakukan Mbah Pani, seorang pria tua di Desa Bendar RT 03 RW 01 Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah ramai disoroti publik.

Sebelum melakukan ritual ini, persiapan Mbah Pani pun sudah menjadi viral di media sosial.

Hingga akhirnya Mbah Pani menjalani proses tapa pendemnya selama lima hari dan pada Jumat (20/9/2019), pukul 16.30, liang kubur tempat ritual topo pendem Supani alias Mbah Pani (63), warga Desa Bendar RT 3 RW 1 Kecamatan Juwana dibongkar.

Baca Juga: Viral! Video Seorang Anggota TNI Bekuk Pelaku Pembakar Lahan di Kalsel, Suguhkan Aksi Sekali Banting Langsung KO, Petugas : Kamu Melawan, Malah Tambah Parah!

Melansir dari TribunJateng.com, usai menjalani tapa pendem, Mbah Pani masih nampak pucat dan lemas.

Namun ketika diperiksa oleh tim medis dari Puskesmas Juwana Mbah Pani dinyatakan sehat.

Hanya saja tubuhnya masih lemas karena tak makan dan minum selama lima hari.

Baca Juga: Negaranya Kebagian Dampak Karhutla Indonesia, Mahathir Mohamad Ancam Perusahaan Malaysia yang Jadi Biang Kerok Bencana, Jendral Polisi Malaysia Siap Turun Tangan

Perlu diketahui juga, ritual tapa pendem yang dilakukan Mbah Pani ini bukan yang pertama kalinya, tapi sudah yang ke sepuluh kali dan terakhir.

Ia sudah mulai melakukannya sejak tahun 1991.

Usai ritual tapa pendem selesai, pihak keluarga Mbah Pani pun memberikan keterangan.

Menurut Joko Wiyono, adik ipar Supani alias Mbah Pani (63), air tanah terus keluar di liang kubur tempat Mbah Pani melakukan ritual tapa pendem.

Baca Juga: Dikafani dan Dikubur Selama 5 Hari, Mbah Pani Keluar dari Liang Lahat Tapa Pendemnya dengan Kondisi Seperti Ini, Ternyata Kali Kesepuluhnya Ia Melakukan Ritual Serupa

Pihak keluarga secara rutin menguras air menggunakan pompa air setiap 10 menit sekali.

Joko mengatakan awalnya air tanah tersebut rasanya asin seperti air laut.

Hal ini wajar karena daerahnya memang dekat dengan laut Jawa.

Baca Juga: Berdiri Kokoh Diantara Gedung-gedung Pencakar Langit, Lies Tetap Pertahankan Tanah dan Rumah Tuanya Meski Pernah Ditawar Investor Hingga Rp 3 Miliar, Lies : Tumpah Darah Saya Disini!

Namun, beberapa saat setelah liang kubur digunakan Mbah Pani untuk tapa pendem, air tersebut berubah menjadi tawar.

"Awalnya asin, karena di sini memang dekat laut. Tapi kemudian berubah jadi tawar setelah digunakan Mbah Pani untuk tapa pendem," katanya.

Joko mengaku sempat mencicipi air tanah yang keluar dari liang kubur Mbah Pani dan terasa tawar.

Ia mengaku rasanya bahkan seperti sumber mata air asli.

Baca Juga: Polisi Beri Bocoran Nama 2 Perusahaan Pembakar Lahan Penyebab Karhutla di Riau, Kapolda: Kita Akan Mengekspos Tersangka dari Korporasi

"Rasanya itu seperti air sumber asli. Tidak seperti air matang, tapi seperti air yang di mata air begitu, khas dan segar. Saya minum berkali-kali," jelasnya.

Air yang terus menerus keluar itu pun ditampung oleh keluarga Mbah Pani ke dalam jeriken berukuran besar.

Hingga kini, sudah lebih dari dua jeriken besar terisi penuh dengan air liang pertapaan Mbah Pani.

Baca Juga: Ditegur Beruang Saat Padamkan Api Karhutla, Para Petugas Pemdam Kebakaran Lahan Ini Beri Kesaksian di Luar Nalar Saat Terjun di Lapangan

Joko mengatakan, selagi air tersebut belum habis, pihak keluarga akan mempersilakan siapa pun yang ingin meminta air tersebut.(*)