"Jumlah mereka sekitar 30an orang dan kami sama sekali tak mengenal mereka," ujarnya.
Ia beserta anak dan istrinya pun berusaha untuk menyelamatkan diri, namun sayangnya terkepung di dalam rumah yang berada di belakang kios tersebut.
Massa yang datang pun memaksa untuk dibukakan pintu.
"Salah seorang kemenakan saya yang bernama Yoga mencoba menahan pintu, namun mereka berhasil mendobraknya, sehingga kami dilempari, ditembaki dengan panah dan kami sudah pasrah mati," katanya.
Akhirnya keponakan, anak dan istrinya meninggal ditempat karena ditikam dengan parang oleh massa yang anarkis.
Sementara itu, ia pun sempat menyelamatkan diri dengan berpura-pura mati di dalam rumah tersebut, namun tetap mengalami luka bakar.
"Karena setelah kami ditikam, rumah itu dibakar namun saya cepat bangkit dan menyelamatkan diri tetapi tetap saja kepala dan tangan saya terbakar," imbuhnya.