Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Seorang yang menjabat sebagai wakil rakyat, seharusnya bisa memberikan contoh yang baik untuk masyarakat.
Namun masih ada saja beberapa oknum wakil rakyat yang justru tak bisa memberikan teladan bagi rakyat.
Belakangan ini Ketua DPRD Jawa Barat, Taufik Hidayat mendadak jadi sorotan publik.
Pasalnya ia telah dikabarkan melakukan tindakan kekerasan terhadap seorang pegawai.
Hal tersebut diberitakan melalui sebuah video yang tersebar luas melalui pesan berantai whatsapp.
Melansir dari TribunJakarta.com, Ketua DPRD Jabar Taufik Hidayat menampar salah seorang pegawai menjadi sorotan publik.
Dalam video berdurasi 38 detik tanpa suara tersebut memperlihatkan empat orang priatengah berbincang di luar pagar kantor DPRD Jabar, Jalan Diponegoro.
Jika Dilihat melalui sudut pandangnya, video tersebut nampak diambil dari kamera pengawas kantor DPRD Jabar.
Pada saat empat pria tersebut sedang berbincang, tiba-tiba salah satu pria menampar pria lainnya sebanyak dua kali.
Video ini beredar seak Jumat (4/10/2029).
Usai video ini beredar, Ketua DPRD Taufik Hidayat maupun Humas DPRD ennggan berkomentar soal insiden tersebut.
Hingga pada Sabtu (5/10/2019) sore, Humas DPRD Jabar mengundang awak media untuk memberikan klarifikasi soal video tersebut.
Pertemuan itu diadakan di salah satu kafe di Jalan Progo.
Sementara itu dalam pertemuan tersebut nampak Taufik tak hadir disana.
Menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol DPRD Provinsi Jawa Barat Yedi Sunardi, konferensi pers itu dibuat atas inisiatif anggota DPRD Jabar dari Partai Gerindra Buky Wikagoe.
Dalam pertemuan itu, hadir Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Sekretariat DPRD Jabar Bambang Nugraha yang merupakan pria yang ditampar Taufik dalam video itu.
"Ini inisiatif Pak Buky. Saya hanya akan sampaikan dan klarifikasi yang sudah terjadi."
"Kami kemarin malam atau semalam sudah melakukan pertemuan antara bapak ketua DPRD dengan saudara Bambang ini," kata Yedi.
Bambang pun membenarkan insiden itu.
Ia pun menceritakan peristiwa tersebut berlangsung pada 30 September 2019 Malam.
Penyebabnya karena Taufik merasa tak puas dengan hasil pengerjaan perbaikan pagar Kantor DPRD Jabar yang roboh akibat aksi demonstrasi mahasiswa.
"Pertama kita ada demo tanggal 23 dan pagar runtuh, kami benerin sudah berdiri."
"Tanggal 30 ada demo lagi yang mengakibatkan pagar roboh lagi dan kami betulkan kembali," kata Bambang, dengan terbata-bata.
Pada proses perbaikan terakhir, kata Bambang, politisi Partai Gerindra itu datang untuk melihat proses pengerjaan.
Menurutnya, Taufik marah karena proses pengerjaan berjalan lambat.
"Darurat sebenarnya, kekurangan personel. Itu harus selesai sebelum ada demo. Makanya Pak Ketua menekankan harus tambah personel mungkin itu sebab kemarahan Pak Ketua," tutur dia.
Bambang pun enggan mengakui jika ia ditampar.
"Itu mah menampar atau apa tergantung penafsiran masing-masing. Maksud beliau enggak nampar ya," ungkap dia.
Baca Juga: Pamer Foto Slip Gaji, Bupati Banjarnegara Merasa Tunjangannya Kurang, Budhi Sarwono Tak Merasa Risih
Jumat kemarin, Bambang diundang ke rumahnya dan sepakat menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan.
"Karena memang saya juga ada kesalahan. Pa ketua khilaf kita saling memafkan tidak menjadi permasalahan lebih lanjut lagi," ujar dia.
Sayangnya dalam pertemuan ini, Ketua DPRD Jabar tak bisa memberikan konfirmasinya.
Menurut Yedi, Taufik tak hadir lantaran merasa persoalan itu sudah selesai.
"Pak Taufik merasa ini sudah beres, Pak Ketua enggak dateng," pungkas dia.(*)