Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Pasca menjadi korban penusukan yang dilakukan oleh Abu Rara dan istrinya FA pada Kamis (10/10/2019), Wiranto mendapatkan dua luka di perut dan harus dirawat di RSPAD, Jakarta.
Melansir dari Antaranews.com, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jenderal (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo mengatakan Wiranto masih berada di ruang perawatan dan belum dipindahkan ke kamar inap.
"KIta bersyukur kondisi pak Wiranto sudah semakin baik, dan sudah bisa kontak, dan sekarang tinggal pemulihan. Ini keterangan dari dokter Terawan, sekarang lagi proses pemulihan, setelah normal nanti baru pindah ke rawat inap," terangnya.
Namun demikian Subagyo masih belum mendapat keterangan kapan jadwal pasti Wiranto bisa keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan.
"Saya tidak tahu kapan keluar, saya bukan dokter, mudah-mudahan secepatnya, mohon doa dari semuanya," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar mengatakan, Wiranto telah menjalani operasi besar selama tiga jam.
"Luka kan sudah tahu semua, di perut kan, operasinya tiga jam lebih, jadi operasi yang cukup besar, kondisi sudah membaik, " kata Agum Gumelar.
Diketahui dokter yang menangani langsung perawatan Menkopolhukam ini bukanlah sosok yang asing lagi bagi petinggi negara.
Nama dokter Terawan sudah tak asing lagi dengan sepak terjangnya di dunia medis.
Sebelumnya, sosoknya juga jadi sorotan publik saat mendapat perintah langsung dari Presiden Jokowi untuk menangani Alm Ani Yudhoyono saat berjuang mengidap kanker darah.
Diberitakan sebelumnya, Ani Yudhoyono (Kristiani Herrawati), istri Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus dirawat di National University Hospital Singapura untuk mengobati kanker darahnya.
Saat itu, Istana kepresidenan pun telah mengirimkan dokter dari Indonesia untuk memantau perkembangan kesehatan Ani Yudhoyono.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat itu langsung menugaskan dokter Kepala RSPAD Gatot Soebroto saat ini adalah Mayor Jenderal TNI Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI.
Melansir dari Majalah Intisari, pada tahun 2018, nama dokter Terawan sendiri sempat menjadi perbincangan hangat saat dirinya diberhentikan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait meodet 'cuci otak' yang dikembangkannya.
Terapi "cuci otak" dengan Digital Substracion Angiography (DSA) yang dikembangkannya diklaim bisa menghilangkan penyumbatan di otak yang menjadi penyebab stroke.
Namun, metode "cuci otak" yang dikenalkan Terawan menuai pro kontra karena dinilai belum melalui uji klinik dan belum terbukti secara ilmiah dapat mencegah atau mengobati stroke.
Penanganan stroke dengan metode intervensi neuroradiologi yang dikembangkan oleh dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI dan tim di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, belum sepenuhnya diakui kalangan kedokteran Tanah Air.
Tapi melihat tingginya angka keberhasilannya dalam menanggulangi stroke, bahkan pulih total selama masih dalam batas waktu kesembuhan, rekannya pun mencoba menjalaninya untuk pencegahan, sebelum stroke menyerang.
Pada saat itu, rekannya mengaku sering mengalami pening kepala dan mencemaskan dirinya mengalami penyumbatan di pembuluh darah.
Dari media ia pun tahu informasi tentang dokter Terawan yang namanya melambung sejak menangani derita stroke Benny Panjaitan dengan metode yang oleh orang awam disebut “cuci otak”.
Selain itu, seorang petinggi partai, pejabat pemerintahan dan istrinya, juga anggota parlemen tercatat pernah menjalani prosedur itu.
Tak hanya itu, tercatat seorang mantan menteri sembuh dari stroke yang menyerangnya di pagi hari karena segera ditangani dr. Terawan.
Istri seorang pejabat pemerintah daerah yang tiba-tiba ambruk karena selalu menjadi sasaran kemarahan suaminya, juga pulih.
Maka kehebatan dari banyak pasien penderita stroke yang berdatangan untuk mengikuti metode cuci otak yang di perkenalkan oleh dokter Terawan.(*)