Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Bencana alam dengan skala besar kembali menimpa negeri Sakura, Jepang.
Dikutip Gridhot dari Aljazeera dan Channel News Asia, Jepang sedang dilanda badai topan Hagibis.
Badai topan Hagibis sendiri disebutkan sangat kuat hingga membuat beberapa wilayah di Jepang mengalami tanah ambles, banjir dan juga longsor.
Pihak Badan Meteorologi Jepang mengungkapkan kalau Topan Hagibis membuat tanah ambles di Izu Peninsula, baratdaya Tokyo sekitar pukul 07.00 malam waktu setempat.
Dikutip Gridhot dari Channel News Asia, bahkan di timur Tokyo gempa juga melanda area tersebut.
Gempa di sekitar perfektur Chiba terjadi setelah topan Hagibis melewati wilayah tersebut.
Tercatat gempa dengan skala 5.7 magnitudo terjadi hingga menyebabkan tanah ambles.
Bahkan dilaporkan satu orang warga tewas akibat bencana tersebut.
Badai topan Hagibis sendiri menjadi yang terbesar dan terburuk melanda Jepang semenjak 60 tahun terakhir.
Topan Hagibis membawa hujan yang sangat deras ke beberapa area di Jepang.
Sebagian wilayah Tokyo dikabarkan mengalami krisis listrik dan energi lainnya.
Beberapa rumah dan mobil-mobil juga dilaporkan berterbangan akibat bencana tersebut.
Jepang sebelumnya pernah menghadapi bencana badai pada tahun 1958 yang menyebabkan lebih dari 1200 orang tewas pada masa tersebut.
Kini badai Topan Hagibis diperkirakan memiliki level kerusakan yang serupa sehingga pemerintah sudah menegaskan agar masyarakat segera mengevakuasi dirinya serta keluarga dari area yang bakal terdampak bencana.
Meski diterjang badai besar dan gempa, pihak pemerintah Jepang mengatakan tak ada potensi tsunami yang mengancam.
Namun masyarakat Jepang terancam mengalami bencana banjir atas hujan super deras yang dibawa topan Hagibis tahun ini.
Badai topan tersebut dilaporkan menyebabkan 1660 penerbangan dibatalkan dan sebagian besar perjalanan kereta dihentikan.
Pertandingan Rugby tingkat dunia yang seharusnya bisa dilangsungkan Sabtu dan juga F1 Grand Prix Jepang juga harus dibatalkan akibat adanya bencana ini.
(*)