Find Us On Social Media :

Gara-gara Minta Mahar Terlalu Besar, Mempelai Pria Ini Langsung Digunduli oleh Pihak Keluarga Perempuan yang Geram Akan Tingkahnya

Keluarga calon mempelai pria digunduli keluarga perempuan karena berlebihan minta mahar

GridHot.ID - Mahar atau mas kawin memang menjadi syarat yang harus ada dalam sebuah pernikahan.

Termasuk di negara India.

Namun demikian, di India, tradisi mahar masih menjadi masalah pelik yang sering kali berujung pada pelecehan, kekerasan fisik, hingga pembunuhan.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar, Beginilah Kabar Ony Syahrial, Salah Satu Pemeran Utama di Sinetron Tuyul dan Mbak Yul

Seperti yang terjadi, di kota Lucknow, negara bagian Uttar Pradesh, India pada Oktober 2018 silam.

Keluarga si perempuan dipermalukan untuk urusan mahar oleh keluarga calon mempelai pria.

Tak terima dengan perlakuan tersebut, keluarga si gadis nekat membalasnya dengan cara yang ekstrem.

Baca Juga: Di Balik Keceriaannya di Dunia Hiburan, Pak Tarno Pernah Ditipu Habis-habisan Oleh Manajernya Sendiri, Uang Buat Bangun Musala Bahkan Turut Dibawa Kabur Tanpa Sisa

Anggota keluarga si gadis menggunduli kepala si calon mempelai pria.

Tak hanya ia seorang, ayah beserta saudara laki-lakinya juga nekat digunduli.

Diketahui, keributan bermula ketika keluarga si pria menaikkan permintaan mahar.

Baca Juga: Pernah Dijemput Paksa Imigrasi Hongkong, Ini Profil Duo Pelawak Cak Percil dan Cak Yudho, Sosok yang Melambungkan Jargon 'Masuk Pak Eko'

Menurut pengakuan ayah si perempuan yang sehari-harinya hanya berjualan sayur, si keluarga pria menaikkan permintaan mahar setiap hari selama seminggu terakhir.

"Mereka membuat tuntutan ini lima hari sebelum pernikahan. Dia menolak menikahi gadis itu setelah kami mengatakan kami tidak bisa memenuhi permintaannya," kata nenek calon pengantin perempuan itu kepada media setempat.

Awalnya, pengantin pria menuntut sepeda motor sebagai mas kawin. Setelah dipenuhi, ia justru meminta sepeda motor dengan merek lain.

Baca Juga: Punya Koleksi Mobil Mewah dari Lamborghini Hingga Ferrari, Ternyata Seperti Ini Perlakuan Hotman Paris Pada Sopir-sopirnya, Sungguh Tak Ada yang Menyangka

Ayah si perempuan menyetujui untuk membelikan sepeda motor sesuai merek yang diminta.

Namun ketika keluarga si pria juga meminta kalung emas di hari pernikahan, keluarga perempuan tak bisa lagi menahan kesabaran.

Dalam keadaan marah, ayah mempelai perempuan dan keluarganya mengeroyok calon menantu, ayah, dan saudara laki-lakinya.

Baca Juga: Lihat Uang Miliaran Rupiah Tercecer di Jalanan, Pria Ini Tak Berminat Mengambilnya, Justru Inilah yang Dilakukannya

Mereka membawanya ke sebuah taman dan menggundulinya. Ketiganya kemudian diserahkan ke polisi.

Insiden terkait mahar ini bukan pertama kalinya yang terjadi di India.

Di India, mahar ditanggung oleh keluarga mempelai perempuan.

Baca Juga: Lihat Uang Miliaran Rupiah Tercecer di Jalanan, Pria Ini Tak Berminat Mengambilnya, Justru Inilah yang Dilakukannya

Jumlah mahar yang diberikan tergantung sejumlah faktor termasuk wilayah, agama, kasta dan subkasta, pendidikan laki-laki, warna kulit pengantin, serta keterampilan negosiasi dari kedua keluarga yang terlibat.

Meskipun pemberian mahar di India dianggap ilegal sejak tahun 1961, namun pada kenyatannya praktik ini masih berlangsung.

Menurut National Crime Records Bureau of India, di negara dengan hampir 10 juta pernikahan dalam setahun, kurang dari 10.000 kasus mas kawin dilaporkan pada 2015.

Baca Juga: Nggak Nyangka! Karena Hal Ini, Atikah Hasiholan Rela Jadi PSK

Pelanggaran terkait mahar diajukan di bawah undang-undang yang mencegah kekerasan dalam rumah tangga.

Pada tahun 2015, lebih dari 113.000 perempuan melaporkan pelecehan oleh suami atau mertua mereka dan 7.646 kasus kematian dilaporkan terjadi akibat perselisihan mas kawin.

Hal ini berarti hampir 21 perempuan dibunuh setiap hari oleh suami atau mertua mereka karena keluarga mereka tidak dapat memenuhi permintaan mahar. 

Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul "Akibat Minta Mahar Terlalu Besar, Calon Pengantin Pria Sekeluarga Digunduli Keluarga Perempuan"

(*)