Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Kekerasan terhadap siswa sekolah kembali terjadi Malang, Jawa Timur.
Peristiwa kekerasan tersebut terekam dalam sebuah video dan tersebar melalui media sosial.
Video tersebut pun diunggah oleh akun Facebook salah satu warga Malang, Jawa Timur.
Salah satu akun Facebook bernama Hazan Husein Zahra menggunggah video tersebut di salah satu grup Facebook Malang Raya.
Dalam video itu terlihat sejumlah siswa berbaris di depan kelas dan ditempeleng satu per satu oleh seseorang yang belakangan diketahui bernama AS alias AP yang merupakan seorang motivator digital marketing.
Pemukulan ini terjadi pada Kamis (17/10/2019).
Sementara, nampak sebuah banner latarbelakang bertuliskan Seminar Motivasi Berwirausaha PT Piranha Mas Group.
Diduga acara tersebut diselenggarakan di SMK Muhammadiyah 2 Malang lantaran ada tulisan sekolah tersebut di banner yang terdapat di sebuah ruangan tempat acara berlangsung.
Setidaknya ada tiga orang diduga siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang dengan mengenakan seragam berwarna hitam biru yang diduga menjadi korban kekerasan dari pria dewasa dalam video tersebut.
Video ini tersebar diduga direkam oleh seorang siswa yang tengah mengikuti acara motivasi yang disampaikan motivator berinisial AS.
Saat peristiwa terjadi, diduga AS tersinggung akibat siswa tertawa saat ada penulisan kata ‘goblok’.
Dalam video yang viral terlihat ada lima siswa yang berbaris dan bergantian dipukul.
AS memukul para siswa sambil meneriakkan kata ‘goblok’.
Melansir dari Kompas.com, kasus ini pun telah dilaporkan ke Polres Malang Kota dan masih dalam penyelidikan.
Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander.
“Kami masih di lapangan untuk cek korban dulu ya,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis malam.
Sedangkan, laporan atas kejadian kekerasan terhadap siswa itu sudah masuk ke Mapolres Malang Kota.
“Masih on proses. Nanti kami info,” tambahnya.
Sampai sejauh ini, status kasus itu masih dalam penyilidikan dan Polres Malang Kota belum menetapkan tersangka atas kasus itu.
“Belum masih cek TKP dulu,” katanya.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, AS belum bisa dimintai konfirmasi.(*)