Pada Februari lalu, pesawat E-68 lain menabrak hangar pesawat saat sedang dipindahkan.
Pesawat E-68 Mercury sendiri punya tugas menjadi pusat komando dan komunikasi AL AS jika terjadi perang nuklir.
Sistem pesawat ini dirancang untuk bisa bertahan dari dampak hantaman elektromagnetik yang berasal dari ledakan bom nuklir di bawahnya.
E-68 Mercury menggunakan sistem komunikasi frekuensi rendah.
Ini membuat para pemimpin AL AS bisa berkomunikasi dengan kapal selam di lautan yang membawa senjata nuklir mereka.
Selain itu, pesawat ini juga bisa memiliki sistem kendali rudal jarak jauh.
Ini berarti para pemimpin militer AS bisa meluncurkan rudal antar benua dari pesawat ini.