Find Us On Social Media :

Sejarah Kelam Prostitusi Dalam Peradaban Manusia, Dari Jasa Sewakan Wanita Penghibur untuk Prajurit Perang Hingga Kini Dijadikan Bisnis Berbasis Online

Kasus dugaan prostitusi di Malang.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID – Belakangan dunia hiburan Tanah Air kembali tercoreng akibat salah satu artis yang terjerat kasus prostitusi.

Sebelumnya, nama Vanessa Angel sempat menjadi bahan perbincangan akibat terjerat kasus serupa.

Baru-baru ini, artis dengan nama Putri Amelia dikait-kaitkan dengan PA, model sekaligus publik figur kembali terseret kasus prostitusi.

Baca Juga: Dengar Kabar Istrinya Diselingkuhi Pemuda Kampung Saat Ditinggal Jadi TKI di Malaysia, Sepulang Dari Perantauan, Pria Ini Langsung Bacok Si Pemuda Hingga Tewas: Saya Puas!

Nama Putri Amelia Zahraman yang merupakan finalis Putri Pariwisata 2016 asal Balikpapan tiba-tiba heboh di masyarakat.

Pasalnya, finalis Putri Pariwisata tersebut terjerat dugaan kasus prostitusi online.

Putri Amelia Zahraman ditangkap di Hotel Purnama yang belokasi di Kota Batu, Jumat (25/10/2019).

Baca Juga: Berparas Tampan, Bertubuh Atletis, dan Digandrungi Masyarakat Indonesia, Artis Peran Asal India Shaheer Seikh Ternyata Miliki Adik yang Tak Kalah Memesona, Intip Foto-foto Paras Cantiknya

Ditemani Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dan Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela, PA mengakui sempat turut aktif dalam ajang tersebut.

Meski tak secara gamblang pernah tergabung dan menjadi bagian dari ajang itu, mengaku sudah beberapa tahun ini ia bukanlah pelaku pegeant atau peserta kontes kecantikan.

"(Soal) Putri Pariwisata Indonesia itu, saya (kontestan) bukan pemenang dari Putri Pariwisata Indonesia, terima kasih," kata PA pada Minggu (27/10/2019).

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan PA dapat pulang ke Jakarta.

Baca Juga: Dihamili Lalu Ditinggal Pergi, Wanita Ini Permalukan Pria Tak Bertanggung Jawab yang Memblokir Semua Kontaknya, Reklame Raksasa dengan Wajah dan Identitas si Pria Jadi Sasarannya

"Ya langsung kami perbolehkan pulang setelah diperiksa sejak kemarin," kata Arif.

Menurut informasi, sekitar pukul 02.20 WIB ditemani beberapa penyidik, PA diantar menggunakan jasa layanan taksi online menuju Bandar Udara Juanda. 

Prostitusi selama ini disebut sebagai salah satu penyakit sosial tertua di dunia.

Baca Juga: Kerap Dituding Sebagai Pelakor, Mulan Jameela Blak-blakan Ungkap Pernikahannya dengan Ahmad Dhani Tak Didasari Cinta, Pria Ini yang Justru Jadi Sasarannya Tapi Tak Bersambut

Sejak awal peradaban muncul, prostitusi telah tumbuh dan berkembang pesat di berbagai wilayah. Bahkan, ada frase dalam bahasa Inggris yang merujuk pelaku prostitusi sebagai "profesi tertua".

Walaupun terdapat larangan yang jelas dalam undang-undang, "bisnis gelap" ini tetap berlangsung dengan aman.

Ada sejumlah kisah dan istilah di berbagai kebudayaan kuno terkait pelaku prostitusi.

Sama seperti praktik prostitusi modern, sejarah memperlihatkan bahwa sebagian besar prostitusi terjadi karena masalah ekonomi atau pola pikir patriarki yang menjadikan perempuan sebagai "obyek" seksual.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Virus Ganas yang Menjangkiti Puluhan Juta Manusia, Ternyata HIV AIDS Masih Kalah Mematikan dengan 10 Virus Mematikan Ini

Ada juga praktik prostitusi yang terjadi sebagai cara untuk meraih kedudukan sosial bagi pelakunya atau dianggap sebagai bagian dalam ritual tertentu.

Berikut sejumlah praktik prostitusi masa lalu yang ada dalam sejarah:

1. Ying-chi

Ying-chi disebut sebagai "prostitusi independen" pertama dalam sejarah China.

Keberadaan Ying Chi tak lepas kaitannya dengan Kaisar Wu, yang mencari perempuan untuk jadi "penghibur kamp prajurit".

Kaisar disebut merekrut kelompok wanita untuk ditempatkan pada kamp tertentu. Mereka bertugas untuk menjaga para prajurit tetap terhibur selama perjalanan panjang.

Baca Juga: Dikenal Dengan Paras Cantiknya dan Tembakan Mematikannya, Sniper Wanita Asal Soviet Ini Buat Pasukan Nazi Gemetaran, Kariernya Kandas Hanya Karena Asmara

2. Prostitusi kuil

Jenis prostitusi ini hadir dalam masyarakat Yunawi-Romawi Kuno. Aktivitasnya banyak diperdebatkan oleh beberapa kalangan.

Namun, perdebatan bukan terkait eksistensi jenis prostitusi ini, melainkan penjelasan detail mengenai praktiknya.

Misalnya ada pendapat bahwa menyewa pelaku prostitusi adalah bentuk ritual.

3. Devadasi

Seorang Devadasi adalah perempuan yang dipaksa menjalani kehidupan prostitusi di India, untuk melayani dewi kesuburan, Yellamma.

Ketika anak perempuan mencapai usia dewasa, orang tua mereka melelang keperawanan mereka kepada penawar tertinggi.

Setelah itu, mereka yang dipilih akan mendedikasikan hidupnya untuk sebagai pemuas kebutuhan seksual bayaran atas nama Yellamma.

Setiap malam, nasib mereka sama, "dijual" kepada siapa pun yang membayar paling banyak. Bagi orangtua, ini bukan transaksi yang buruk.

Baca Juga: 9 Tahun Dipasung di Kamar Mandi Dengan dengan Kaki dan Tangan Dirantai, Pemuda Ini Akhirnya Bebas, Aksinya Melarikan Diri Buat Geger Warga

4. Penghibur tentara Jepang

Pada 1932, militer Jepang mulai merekrut wanita, kebanyakan orang Korea, untuk bekerja di "pos hiburan" yang didirikan.

Para wanita itu dijanjikan pekerjaan, tetapi tidak tahu bahwa ternyata mereka ditempatkan dalam rumah bordil untuk melayani tentara Jepang.

Pada akhirnya, sekitar 200.000 wanita dikirim untuk menjadi wanita penghibur. Diperkirakan hanya 25–30 persen yang lolos.

Anak perempuan usia 11 tahun sudah dipersiapkan dan dipaksa untuk melayani tentara. Pemukulan adalah hal yang terjadi ketike mereka menolak.

Baca Juga: Gelonggongkan Air Satu Galon Sambil Tutup Hidung Korban, Ibu Muda Tega Habisi Anak Kembarnya Sendiri dengan Keji, Diduga Hal Ini yang Mendorongnya Lakukan Pembunuhan Sadis

5. Auletrides

Auletrides adalah kelompok pelaku prostitusi kelas atas di Yunani yang senang punya kedudukan di masyarakat. Mereka tak hanya memiliki kemampuan seksual, tapi juga daya tarik lain.

Para pelaku prostitusi ini dapat bermain seruling dan penari terlatih. Beberapa dari mereka memiliki bakat lain, seperti akrobat, anggar, atau juggling.

Banyak dari mereka juga menampilkan aksinya di jalanan, termasuk dalam upacara keagamaan dan festival.

Beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa mereka juga menjadi hiburan populer bagi anak-anak.

6. Ganika

Ganika adalah versi India dari geisha ala Jepang.

Para wanita ini menikmati kedudukan tinggi di masyarakat, sebab menilai akan mendapatkan keberuntungan dan kesejahteraan.

Seorang Ganika tidak akan pernah menikah, dan tidak pernah menjadi janda. Mereka lolos dari stigma sosial sebagai orang yang ditinggal para suami.

Masyarakat India mengakui Ganika adalah kelas elite dalam hierarki sosial. Selain bakat seksual, para pelaku prostitusi ini punya keterampilan lain di bidang seni pertunjukan.

Baca Juga: Tak Terima Pacar Temannya Disekap, Pria Asal Trenggalek Ini Bacok Si Penyekap Hingga Berdarah-darah, Kembali Diringkus Padahal Baru Keluar dari Penjara

7. Zonah

Zonah merujuk pada pelaku prostitusi dalam kitab Ibrani.

Tak seperti perempuan dalam budaya Ibrani, mereka tidak "dimiliki" oleh seorang pria dan tidak bertanggung jawab untuk menghasilkan anak-anak untuk membawa garis keluarga.

8. Hetaira

Hetaira adalah pelaku prostitusi kelas tinggi di Athena. Saat itu, prostitusi dilegalkan, namun pelakunya tak boleh menjadi warga Athena.

Ini menyebabkan Hetaira kebanyakan dianggap sebagai budak atau berasal dari orangtua yang bukan warga Athena.

Mereka dilarang menikahi warga negara, tetapi bisa dibeli dan dibebaskan oleh satu orang meskipun praktik itu tidak disukai.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Parmin dan Painem, Dua Sejoli Berusia Senja yang Gigih Jajakan Bakso Keliling Berboncengan Naik Gerobak, Keromantisannya Undang Perhatian Netizen

9. Tawaif

Para tawaif dikenal sebagai seniman pertunjukan di India Utara selama abad ke-18 hingga awal ke-20. Sama seperti geisha, mereka adalah penari dan musisi.

Stigma sebagai pelaku prostitusi tak serta merta ditujukan kepadanya. Pengguna "jasa" mereka pun biasanya tak dianggap sebagai "klien", melainkan patron.

Jika mereka memiliki anak perempuan dapat meneruskan kekayaannya, juga seringkali profesinya.

Para Tawaif dilarang menikah, tetapi bisa masuk ke dalam jenis hubungan formal dengan patronnya, namun bukan sebagai istri sah. (Aswab Nanda Pratama/Luhur Pambudi/Titis Jati Permata)(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Kasus Dugaan Prostitusi di Malang, Begini Sejarah Praktik Prostitusi dalam Peradaban Manusia, Dari Prostitusi Kuil Hingga Penghibur Prajurit yang Berperang"