Arogan ke Sopir Ambulans yang Bawa Pasien Gara-gara Terganggu Suara Sirine, Oknum Polisi Ini Langsung Dinonaktifkan dari Satlantas Polres Tebingtinggi, Kapolres Beri Penjelasan

Senin, 04 November 2019 | 19:25
Istimewa via Kompas.com

Polisi berhentikan ambulans karena suara sirine di Tebing Tinggi, Sumut, Sabtu (2/11/2019).

Gridhot.ID - Video seorang anggota polisi menghentikan paksa ambulans yang sedang membawa pasien viral di sosial media.

Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan KF Tendean, Tebingtinggi, Sabtu (2/11/2019)siang.

Oknum polisi yang memberhentikan mobil ambulans yang dikemudikan Zulfan kini dinonaktifkan dari Satlantas Polres Tebingtinggi.

Baca Juga: Dilaporkan Fahira Idris ke Polisi Gara-gara Unggah Meme Anies Baswedan Berwajah Joker, Dosen Universitas Indonesia: Memang Dia Apanya Anies?

Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi mengatakannya kepada wartawan ketika dikonfirmasi pada Minggu (3/11/2019) siang.

Dijelaskannya, dengan dinonaktifkannya Brigadir UMP dari Satlantas, untuk sementara yang bersangkutan dibawa pembinaan Sie Propam Polres Tebingtinggi.

"Terus dalam pemeriksaan untuk dilaksanakan sidang disiplin. Sidang itu menunggu kelengkapan dari berita acaranya setelah itu kita kirimkan ke Bidkum Polda Sumut untuk pelaksanaan sidang," katanya.

Baca Juga: Jadi Dalang di Balik Kasus Prostitusi Mantan Putri Pariwisata Indonesia, Soni Dewangga, Mucikari yang Kini Jadi Buron Polisi Ternyata Masih Berstatus Mahasiswa

Berapa lama atau kapan sidang itu akan digelar, menurutnya tergantung pada dua hal tersebut.

Pasalnya, lanjut dia, masih ada beberapa orang yang juga masih menunggu sidang terkait kasus disiplin.

"Kan banyak juga yang menunggu sidang. Ada beberapa orang lah, kasus disiplin meninggalkan tugas, mangkir, gitu," katanya.

Baca Juga: Mahasiswa Pendemo Lempari Polisi dengan Batu Hingga Kotoran Sapi Saat Demo Ricuh di Kendari, Maman Suherman: Setega Itukah Dirimu?

Sunadi menambahkan, penonaktifan Brigadir UMP untuk memudahkan proses penyidikan dan kelengkapan berita acara.

Yang pasti, lanjut Sunadi, tindakannya telah menimbulkan preseden tidak baik di masyarakat terhadap Polri yang seharusnya melindungi dan menegakkan hukum.

"Itu untuk kebaikan bersama, sementara kami non-aktifkan dari Satlantas. Sesuai dengan hak dan kewajiban di Polri. Itu kan juga butuh kepastian hukum, seperti apa salahnya, tidak boleh terkatung-katung. Posisinya seperti apa," katanya.

Baca Juga: Dipertemukan di Mapolres, Anggota Polisi yang Pukul Sopir Ambulans Pembawa Pasien Bereaksi Begini Saat Bertemu Korbannya, Sikap Garang di Jalanan Berubah 180 Derajat

Sunadi menambahkan, yang salah harus bertanggung jawab.

Mengenai keputusannya, tergantung pada sidang disiplin, nantinya.

"Tidak boleh salah terus dibiarkan begitu saja. itu untuk dia sendiri juga, misalnya kenaikan pangkat. Kalau ada yang belum selesai di administrasi kan kasihan juga," jelasnya.

Baca Juga: Cuma Menjalankan Perintah, Sopir Ambulans Pengangkut Batu Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara

Sebelumnya, Sabtu (2/11/2019) sekitar pukul 12.00 WIB, di Simpang Empat Jalan KF Tendean, Tebingtinggi terjadi percekcokan antara oknum polisi dengan sopir ambulans yang membawa pasien dari RS Sri Pamela ke RSUD Kumpulan Pane, Tebingtinggi.

Percekcokan itu diketahui banyak orang karena beredarnya video berdurasi 23 detik di media sosial dan aplikasi percakapan WhatsApp.

Dalam video tersebut, terlihat seorang oknum polisi mengucapkan beberapa kata yang tidak semuanya jelas terdengar.

Baca Juga: Ambulans Berlogo Partai Gerindra yang Memuat Batu dan Senjata Saat Aksi 22 Mei Ternyata Telat Bayar Pajak

Oknum polisi itu juga balik merekam dengan ponselnya. Seseorang di dalam mobil mengatakan, "Kami ambulans sedang disetop polisi".

Namun, sebelum selesai berbicara, oknum polisi tersebut tampak mengambil kunci mobil dari kaca pintu mobil.

Upaya oknum polisi itu ditepis oleh sopir ambulan yang mengenakan kaos oranye.

Baca Juga: 'Almarhum Bawa Mobil Ambulance Sendiri' Billy Syahputra Mimpi Kedatangan Olga Syahputra

Namun tampaknya oknum polisi tersebut berhasil sehingga sopir turun dari mobilnya.

Sang sopir juga tampak mendorong oknum polisi itu dengan tangan kirinya.

"Kami bawa pasien ini," terdengar suara seseorang yang juga tampak ikut turun dari mobil.

Baca Juga: Viral Foto Ambulans Berlogo Partai Gerindra Berisi Batu di Tengah Aksi Massa 22 Mei, Fadli Zon: Saya Kira Tidak Ada Ya!

Saat dikonfirmasi, Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi membenarkan peristiwa tersebut.

Dijelaskannya, kejadian itu bermula saat sang sopir ambulans menghidupkan sirene karena kondisi macet.

"Dari situlah kesalahpahaman dengan petugas kami," kata Sunadi, Sabtu sore (2/11/2019).

Baca Juga: Kualat, Mengemudi Ugal - Ugalan dan Halangi Laju Mobil Ambulans yang Darurat Medis, Mini Bus Nyemplung ke Sungai

Menurutnya, kedua belah pihak sudah dipertemukan di Taman Musyawarah, di Mapolres Tebingtinggi, beberapa saat setelah kejadian.

Pertemuan itu untuk penyelesaian secara kekeluargaan.

"Keduanya sudah bersalaman, saling meminta maaf dan memaafkan, berangkulan," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Oknum Polisi yang Berhentikan Ambulans Dinonaktifkan dari Satlantas."

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com