Puskesmas Mau Diakreditasi, Ambulans Dipakai Angkut Bahan Bangunan, Nyawa Bayi 7 Bulan Jadi Tak Tertolong Karena Tak Dapat Transport Saat Akan Dirujuk ke Rumah Sakit

Kamis, 07 November 2019 | 16:13
Practical Parenting

Ilustrasi bayi meninggal dunia

Gridhot.ID - Pelayanan publik yang ada di Indonesia memang masih belum sepenuhnya rata sampai ke daerah-daerah.

Salah satu contohnya adalah pada fasilitas pelayanan publik kesehatan.

Di beberapa daerah masih di dapati fenomena sulitnya memperoleh fasilitas kesehatan yang memadahi sehingga memnimbilkan sebuah masalah.

]Baca Juga: Syahrini Putuskan Tutup Kolom Komentar Instagram Usai Menikah dengan Reino Barack Hingga Sekarang, Ternyata Ini Alasannya

Belakangan ini beredar informasi adanya bayi 7 bulan yang dikabarkan meninggal dunia.

Informasi itu diketahui dari seorang anggota Bahabinkamtibmas Polsek Kecamatan Mambi yang bertugas di Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, Sulbar.

Via whatsapp, anggota Polsek Mambi bernama Irwan mengatakan seorang bayi di Mehalaan meninggal dunia.

Baca Juga: Belum Dapat Orderan Sejak Pagi, Sekali Dapat Customer Driver Ojol Ini Malah Ditipu Hingga Nangis Tersedu-sedu, Rugi Rp 200 Ribu Usai Orderannya Dicancel dengan Alasan Tak Jelas

Ia menjelaskan, seorang bayi 7 bulan itu sedang menderita suatu penyakit, ia kemudian dirawat di Puskesmas Mehalaan.

Namun kondisi bayi tersebut kian parah, pihak medis memutuskan untuk merujuknya.

Tetapi saat hendak dirujuk, ambulans yang akan digunakan tidak berada di tempat.

Nyawah bocah itupun tidak tertolong.

Baca Juga: Kisah Pilu Janda Tiga Anak di Lhoksumawe, Baru 8 Hari Ditinggal Suaminya Meninggal Dunia, Sudah Terancam Masuk Bui Usai Bongkar Dugaan Kecurangan Mantan Majikannya

Menurut informasinya, ambulans tersebut rusak akibat sehari sebelumnya digunakan mengangkut material bangunan berupa batu bata.

Kejadian miris ini terjadi pada 31 Oktober lalu.

Pihak Puskesmas belum dapat dihubugi lantaran berada sekitar 60 Km dari kota Mamasa dan akses jaringan telekomunikasi belum tersedia di Mehalaan.

Baca Juga: Sok-sokan Terima Tantangan Makan Telur Rebus 50 Butir Sekaligus dengan Imbalan Rp 500 Ribu, Nasib Pria Ini Justru Berakhir Mengenaskan

Terkait kejadian itu, Kepala Dinas Kesehatan Hajai S Tanga mengaku belum mendapat laporan itu.

Hal itu diungkapkan Hajai ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (5/11/2019) siang tadi.

Ia mengatakan, ada kemungkinan ambulans tersebut digunakan mengangkut material bangunan puskesmas.

Secara bersamaan, kekinian Puskesmas Mehalaan sedang tahap pembenahan menghadapi akreditasi.

Baca Juga: Hanya karena Warungnya Tutup Saat Disuruh Beli Rokok, Pria Ini Dipukuli Hingga Dibakar Hingga Alami Luka Bakar 70 Persen, 2 Pelaku Berhasil Diamankan Setelah Sempat Buron

Menurut Hajai, bukan baru kali ini ia menerima laporan bahwa ambulans digunakan tidak sesuai peruntukannya.

Dengan demikian, ia menegaskan, untuk penggunaan ambulans, akan dibuatkan standar operasional prosedur (SOP).

Sebab menurutnya, saat ini ambulans di setiap PKM di 17 Kacamatan sangat terbatas.

Baca Juga: Terbongkar! Motif Pembunuhan Surono Pria Jember yang Jenazahnya Dicor di Mushola Rumah, Polisi Dibuat Bingung dengan Tingkah Istri Korban yang Malah Asik Pacaran dengan Suami Sirinya

Dari 17 PKM, hanya dua yang memiliki dua unit ambulans yang lainnya itu hanya ada satu unit.

Sehingga penggunaan ambulans juga belum dapat dipisahkan antara angkutan rujukan dan angkutan jenazah.

Mamasa Butuh Penambahan Ambulans

Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, memiliki 17 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dari Masing-masing Kecamatan.

Baca Juga: Hampir Jadi Bulan-bulanan Warga, Bocah Kelas 5 SD Ini Akhirnya Dibebaskan Usai Curi Ponsel Tetangganya, Ternyata Ada Kisah Haru Dibaliknya

(TRIBUN TIMUR/SEMUEL MESAKARAENG)
(TRIBUN TIMUR/SEMUEL MESAKARAENG)

Kepala Dinas Kesehatan Mamasa Hajai S Tanga

Dari jumlah tersebut, hanya ada tiga PKM yang memiliki dua unit ambulans.

Adapun PKM yang dimaksud yaitu PKM Mambi, Sumarorong dan PKM Mamasa.

"Kecuali tiga PKM itu, semua memiliki masing-masing satu ambulans," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa Hajai S Tanga, Selasa (5/11/2019) siang tadi.

Baca Juga: Ditodong Pertanyaan oleh Arie Untung Perihal Poligami, Kartika Putri Singgung Jahitan yang Sudah Kering Langsung Basah Lagi, Kode untuk Habib Usman?

Untuk 3 PKM itu kata Hajai, hanya PKM Mambi dan Sumarorong yang membedakan penggunaan ambulans untuk jenazah dan rujukan.

Sementara PKM Mamasa kadang dua-duanya digunakan membawa jenazah dan rujukan.

Persoalan yang sering muncul menurut Hajai, terkadang saat ambulans hendak digunakan, tidak tersedia di PKM sebab digunakan untuk rujukan.

Bahkan ada beberapa PKM yang kondisi ambulansnya sudah tidak layak digunakan.

Baca Juga: Lama Tak Terekspos, Lina Dikabarkan Nikah Lagi Tanpa Sepengetahuan Sule dan Anak-anaknya, Sule: Ya, Sebentar Lagi Melahirkan

Seperti PKM Pana', Bambang dan Tabulahan.

Sehingga menurut dia, idealnya setiap PKM memiliki minimal dua unit ambulan.

Satu untuk rujukan, dan yang satunya untuk angkutan jenazah.

Baca Juga: Heboh! Video Penampakan Sosok Hitam Misterius Tertangkap Kamera Pendaki Gunung Ciremai, Mbah Mijan Ungkap Penerawangannya: Itu Sosok Anak Genderuwo Pemalu

Hanya saja yang menjadi kendala karena anggaran untuk pengadaan ambulans sangat minim.

"Itu bisa kalau dana DAK, kalau DAU tidak cukup," kata Hajai mengakhiri wawancara.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul "Ambulans Dipakai Angkut Batu Bata, Bayi Mau Dirujuk Meninggal di Puskesmas Mehalaan Mamasa"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber TribunTimur.com