Find Us On Social Media :

Harus Bisa Melawan Nafsu, Anggota Polisi Digital Korea Punya Tugas Hanya Menyaksikan Film Dewasa Selama 24 Jam, Ternyata Ada Misi Khusus Dibaliknya

drama Korea Taxi Driver Season 2

Gridhot.ID - Film dewasa di kalangan masyarakat Indonesia terkadang masih dianggap tabu untuk disaksikan oleh orang-orang.

Padahal dalam film dewasa terkadang sudah diberi petunjuk peraturan siapa saja yang boleh menyaksikannya.

Meski begitu, terkadang masih saja ada yang menyalahi aturan, menjadikan film dewasa dicap sebagai film yang kurang layak untuk ditonton.

Baca Juga: Niat Hati Puaskan Nafsu Bersama Waria Langganannya, Pensiunan PNS Ini Nasibnya Justru Berakhir Naas, Mayatnya Ditemukan Warga Tergeletak di Emperan Toko

Namun, hal ini sangat berbeda jauh dengan masyarakat di luar Indonesia.

Salah satunya di negara Korea Selatan.

Film dewasa justru digunakan untuk membantu kepolisian mengungkap sebuah kasus.

Baca Juga: Terlanjur Bacakan Al Fatihah di Segelas Air, Tri Rismaharini Kaget Saat Tau Orang Kesurupan di Hadapannya Hanya Pura-pura : Gak Jelas Arek-arek Iku!

Di Korea Selatan ada polisi khusus yang bekerja setiap harinya menonton film dewasa.

Hal ini mungkin terdengar aneh di kalangan masyarakat Indonesia, tapi mereka melakukannya bukan karena menikmati adegan dari film-film itu.

Semua yang dilakukan anggota kepolisian ini ternyata berkaitan dengan keamanan di negara.

Melansir World of Buzz, Kamis (21/11/2019), ada 16 unit polisi yang bertugas memantau film dewasa dan dibentuk oleh Komisi Standar Komunikasi Korea (KCSC).

Baca Juga: Berdiri Sejak Tahun 1994, Warung Kecil Legendaris di Solo Ini Diburu Pembeli hingga Rela Antre untuk Rasakan Kesegaran Es Tehnya, Si Penjual Ungkap Resep Rahasianya

Nah, tugas utama mereka yang bekerja pada unit ini adalah menonton film dewasa secara online.

Mereka beroperasi dalam 24 jam sehari.

Meski kelihatannya menyenangkan dan mudah, ternyata melihat konten semacam ini setiap hari bukanlah hal yang mudah.

Baca Juga: Warga Serang Grebeg 'Mobil Goyang' yang Terparkir di Depan Pusat Perbelanjaan, Sepasang Remaja Mesum di Dalamnya Berhasil Diamankan, Pelaku Wanita yang Masih Pelajar Mengaku Dipaksa

Sebab dibutuhkan kesehatan mental tim dalam melakukan pekerjaan itu.

Salah satu anggota mengatakan bahwa dia tidak bisa melihat wanita dengan cara yang sama lagi setelah bekerja dan harus tetap menatap ke bawah. 

Yang lain menceritakan betapa terkejutnya dia pada hari pertama bekerja.

"Saya melihat banyak tayangan yang provokatif yang belum pernah saya lihat sebelumnya dalam hidup saya," kata salah satu tim polisi digital.

Baca Juga: Kesal Tak Mau Diajak Rujuk, Untung Nekat Beberapa Kali Teror Rumah Mantan Istri dengan Mercon, Kini Niat Jahatnya Gagal dan Harus Dirawat di Rumah Sakit

Semua itu dilakukan ternyata untuk melakukan tugas ini.

Tugas utama dari menonton film dewasa ini adalah terfokus pada video spycam yang diambil oleh pria nakal untuk biasanya digunakan untuk memata-matai wanita di toilet, ruang ganti, atau juga sekolah.

Selain video spycam, mereka juga berfokus pada "video balas dendam".

Baca Juga: Bawa Kabur Jenazah Bayi 6 Bulan dari Kamar Mayat, Ini Alasan Rombongan Ojek Online Geruduk RSUP M Djamil Padang, Dipersulit Rumah Sakit Penyebabnya

Artinya video dewasa yang diposting oleh mantan pacar karena kecewa setelah putus.

Biasanya polisi digital ini menyisir video tersebut di Twitter atau Youtube dan mereka mencari tagar yang relevan dalam bahasa Korea.

Jika mereka menemukan video mencurigakan, mereka akan meminta situs terkait untuk menghapusnya.

Namun jika mereka menemukannya dari situs luar negeri, mereka paling bisa hanya meminta layanan internet domestik untuk memblokirnya.

Baca Juga: Gendong Belakang Putrinya Pakai Kain Jarik, Tukang Tambal Ban Ini Bikin Haru Netizen, Terpaksa Rawat Sendiri Anaknya Usai Sang Istri Meninggal Dunia

Salah satu hal menarik yang mereka lakukan adalah memiliki hotline, di mana para korban dapat memanggil mereka langsung untuk membuat laporan.

Di Korea Selatan, membuat film atau mendistribusikan video tanpa persetujuan dapat membuat seseorang dipenjara 5 tahun.

Tetapi sebagian besar orang-orang ini hanya mendapatkan denda.(*)