Find Us On Social Media :

Batalyon Komposit TNI Sudah Siap Sedia di Natuna, Jika Pecah Perang, Indonesia Bisa Penggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian, Jangan Remehkan!

Ini yang terjadi jika pecah perang antara Indonesia dan Malaysia

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

Gridhot.ID -  Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali berharap Menpora Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman meminta maaf secara resmi kepada pihaknya.

Dikutip GridHot.ID dari Tribun Jatim, Menpora Zainudin Amali menyatakan, permintaan maaf secara resmi menunjukkan itikad baik dari pihak Malaysia atas beredarnya video dua suporter Indonesia yang dikeroyok oleh oknum diduga suporter Malaysia.

”Memang, sudah ada permintaan maaf di Twitter. Namun, sebaiknya karena kami mengirim surat secara resmi, maka harus dijawab juga secara resmi,” kata Zainudin Amali di Surabaya, Minggu (24/11/2019).

Baca Juga: Mencla-mencelnya Menpora Malaysia, Awalnya Tuding Suporter Indonesia Sebar Hoaks Soal Pengeroyokan, Tapi Kini Janjikan Keadilan Bagi Korban, Cukupkah Permintaan Maafnya?

Zainudin Amali berharap Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dapat mencontoh sikap Pemerintah Indonesia yang sebelumnya dilakukan Menpora Imam Nahrawi kala ada kerusuhan di Stadion Gelora Bung Karno pada bulan September 2019 silam.

Kondisi yang memanas antara Indonesia dan Malaysia ini tak urung membuat banyak pihak geram bahkan sempat melambungkan tagar #GanyangMalaysia di sosial media sebagai bentuk kekecewaan atas respon negeri jiran terhadap insiden pengeroyokan suporter.

Namun jika seandainya benar, aksi Ganyang Malaysia dilakukan, maka jangan remehkan kekuatan militer Indonesia.

Baca Juga: Wajah Lebam Sisa Pengeroyokan Ia Tunjukkan, Yovan Tak Terima Suporter Indonesia Dituding Sebar Hoax, Menpora Malaysia Diminta Menarik Ucapan

Pasalnya, Indonesia sudah mengambil langkah-langkah strategis dan bakal tegas menindak setiap pelanggaran teritori.

Salah satunya mempersenjatai pulau Natuna.

Melalui Minimum Essential Force (MEF) alias Kekuatan Pokok Minimum yang terbagi tiga tahap, TNI mulai mendorong maju arsenal perangnya ke perbatasan antar negara.

Yang paling kentara ialah perkuatan pulau Natuna yang dihuni oleh Batalyon Komposit yang berisi satuan pemukul dari TNI AD, TNI AL, TNI AU.

Baca Juga: KBRI Ungkap Hoax dan Penyelewengan Informasi di Balik Kabar Penganiayaan Suporter Indonesia, Menpora Malaysia Siap Janjikan Hal Ini

Anggaran pertahanan Indonesia yang semakin meningkat setiap periodenya berimbas pada belanja alutsista gila-gilaan oleh TNI yang bisa membuat meradang seluruh kawasan.

Setelah pembangunan infrastruktur macam pelebaran dermaga, pembangunan landasan pacu, hanggar dan barak prajurit selesai maka isian 'alat penggebuk' pun mulai disuntikkan ke Natuna.

Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ditempatkan di Natuna pun tak main-main.

Baca Juga: Kembali Panas, Suporter Malaysia dan Indonesia Saling Sindir di Twitter, Sebut Pendukung Merah Putih Keluarkan Umpatan di Stadion Saat Pertandingan

Disana disiagakan tiga KRI ukuran besar sekelas Fregat Bung Tomo class dan Korvet Diponegoro class untuk melakukan patroli di perairan Natuna dan laut China Selatan.

Terbaru tentunya korvet kelas Parchim TNI AL yang tanpa diduga ternyata ikutan nimbrung di Natuna.

Sedianya juga akan ditempatkan kapal selam di Natuna untuk menanggulangi aspek peperangan bawah laut.

Belum selesai sampai disitu, rencananya di Natuna juga akan ditempatkan satu skadron pesawat tempur untuk melakukan operasi patroli udara berkemampuan Maritime Strike.

Baca Juga: Siang Bolong Diciduk Satgas TNI-Polri, Ini Rencana Jahat yang Akan Dilakukan Dedengkot KKB Papua Iris Murib Pada 1 Desember Nanti, Untung Berhasil Ditangkap

Pesawat tempurnya pun merupakan kelas wahid macam F-16 C/D Block 52ID dan Sukhoi Su-27/30 milik TNI AU.

Merasa masih kurang? tenang ada lagi penambahan pasukan elite tiga matra milik TNI macam Marinir, Paskhas serta Kostrad.

Di Natuna juga disiagakan berbagai macam radar penjejak agar dapat mengetahui jika ada unsur asing yang menyelonong masuk ke teritori Indonesia tanpa izin bahkan pesawat siluman/stealth pun bakal terdeteksi jika mencoba melakukan pelanggaran.

Baca Juga: Endus Lokasi Persembunyian Pimpinan KKB Egianus Kogoya, Ini yang Akan Dilakukan TNI di Jelang HUT OPM, Kapolda Papua Pertimbangkan Masalah Trauma

Perkuatan Natuna dimaksudkan sebagai unsur penangkal dengan jargon 'gebuk duluan sebelum masuk' dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum masuk ke teritori Indonesia.

Tentu dijadikannya Natuna sebagai pangkalan militer pemukul terdepan TNI di bagian utara Indonesia membuat banyak negara was-was.

Salah satunya ialah Malaysia yang sudah panik bukan main karena kekuatan TNI di Natuna bisa memenggal/membelah negara mereka menjadi dua bagian.

Posisi Natuna berada ditengah antara Semenanjung Malaysia serta Sabah dan Sarawak.

Baca Juga: Presiden Jokowi Mendadak Undang Para Petinggi TNI AU dan TNI AL untuk Merapat ke Istana Negara, Ternyata Ini yang Sedang Terjadi

Maka mau tak mau jika ada pesawat atau kapal laut baik akan dan ke Semenanjung-Sabah & Sarawak, maka harus mendapat clearance dari pihak Indonesia.

Jika Indonesia mau jahat, bisa saja jalur antara Semenanjung- Sarawak diblokade untuk mengurung salah satu wilayah negara Malaysia itu.

Jika nekat terobos tanpa izin maka siap-siap saja terima akibatnya.

Baca Juga: Lebih Terhormat Dibanding Israel dan Amerika, Kopassus TNI Tuai Pujian Dunia Usai Takhlukkan Komando Jihad di Negara Tetangga, Hanya Butuh 3 Menit untuk Melumpuhkan, Padahal Dipimpin Perwira Cedera

Perkuatan di Natuna masih terus berlanjut dan disana nantinya akan ditempatkan peralatan tempur kelas satu nan canggih milik TNI untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang menganggu kedaulatan Indonesia.(*)